Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Sikap Iman terhadap sampah Plastik

Hidup di dunia post modern sekarang ini, tentu kita tidak dapat menghindarkan diri dari plastik.

Penulis: Chintya Rantung | Editor:
ISTIMEWA
Pdt Stephen Tulungen 

Renungan Minggu Oleh

Pdt Stephen Tulungen STh

(Ketua BPMJ GMIM Imanuel Sagerat)


Syaloom

Hidup di dunia post modern sekarang ini, tentu kita tidak dapat menghindarkan diri dari plastik. Setiap hari kita pasti akan bertemu dengan semua yang menggunakan plastik.

Mulai dari peralatan rumah tangga, peralatan kantor, peralatan olah raga, sampai pada bagian/part motor dan mobil. Sungguh disyukuri karena atas hikmat Tuhan Allah, manusia menemukan plastik. Disadari atas penemuan itu kemudian dari bahan itu dibuat peralatan-peralatan sebagaimana yang dikemukakan di atas.

Seiring berjalannya waktu dalam semua kebutuhan plastik sudah sangat diperlukan dan banyak membantu manusia dalam banyak hal. Karena sudah sangat banyak, maka setelah itu tidak digunakan lagi, pasti akan menjadi sampah. Persoalan sekarang adalah sampah jenis plastik sangat sulit terurai di dalam tanah.

Jika itu hanya dibiarkan menjadi sampah terbuang di tanah, akan sangat berbahaya, demikian juga terbuang di laut, akan sangat berbahaya bagi biota laut termasuk ikan dan terancam mati.

Hasil penelitian bahwa Indonesia menjadi peringkat 2 dunia pembuang sampah plastik. Karena sampah plastik berbahaya, maka sebagai gereja kita terpanggil untuk pertama, tidak membuang sampah di tanah atau di laut.

Kedua, mengurangi penggunaan plastik atau semua yang menggunakan media plastik, apalagi plastik yang hanya sekali pakai. Seperti: air minum kemasan plastik (gelas, botol). Solusi: 1. Membawa tambler (wadah minuman) untuk kebutuhan air minum. 2. Membawa tas saat ke pasar atau ke super market.

Tuhan Allah memanggil dan memberikan mandat kepada kita untuk menaklukkan bumi (Kejadian 1:28). Bumi tempat hidup dan untuk kesejahteraan manusia.

Karena bahaya yang dapat membawa bencana maka gereja harus menyuarakan bahaya itu kemudian membuat program berkolaborasi dengan program pemerintah untuk program bersih lingkungan dan less plastic.

Contohnya program Kota Bitung yakni less plastic yang kemudian ditunjang oleh gereja-gereja. GMIM Imanuel Sagerat dengan program GIS BERSIMPATIK (GMIM IMANUEL SAGERAT BERSIH SAMPAH PLASTIK).

Tidak Lagi menggunakan air minum kemasan dalam setiap acara jemaat. Kerja bakti setiap hari sabtu dengan mengumpulkan sampah plastik. Dan kegiatan yang menunjang lainnya.

Namun, sampah plastik bisa jadi berkat jika tidak dibuang sembarangan, tapi dikumpulkan untuk dibuat bermanfaat bagi manusia, diantaranya dibuat kerajinan tangan. Malah yang dapat dilakukan dengan teknologi sekarang ini adalah menjadi bahan bakar. (Minyak tanah, solar, dan bensin) melalui cara pengolahannya.

Tuhan Allah memanggil dan mempercayakan kepada kita keberlangsungan hidup di bumi ini, dengan menjaga dan melestarikan alam dan bumi ini sehat dan tidak tercemar sebagai panggilan memberitakan Injil kepada segala makhluk (Markus 16:15) agar dapat terus dinikmati oleh generasi selanjutnya.

Mari mensyukuri berkat Tuhan Allah bagi kita di bumi ini dengan menikmatinya secara bijaksana dan bertanggung jawab. Jangan membuang sampah sembarangan, less plastik agar Tuhan Yesus dimuliakan. Damai di hati. Damai di bumi. Amin

Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved