ROR Minta Kumtua Sekitar Soputan Siaga
Aktivitas Gunung Soputan pascaerupsi, Minggu (16/21/2018), berangsung menurun. Indikatornya, garis amplitudo.
Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Lodie_Tombeg
TRIBUNMANADO.CO.ID, TOMBATU – Aktivitas Gunung Soputan pascaerupsi, Minggu (16/21/2018), berangsung menurun. Indikatornya, garis amplitudo setinggi 1 milimeter pada seismograf di Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Minahasa Tenggara. Namun status gunung berapi tertinggi di Sulawesi Utara ini masih di Level III (Siaga).
Menurut data PVMBG, aktivitas vulkanik Soputan mengalami penurunan. "Untuk aktivitas tremor, amplitudo cenderung menurun dari aplitudo sebelumnya dominan 40 mm (overscale) sekarang dominan 1 mm. Kegempaan saat ini didominasi hembusan, huguran dan beberapa gempa vulkanik dalam serta dangkal. Ini mengindikasikan bahwa suplai magma masih naik," ujar Kepala Pos PVMBG Soputan Asep Saefuloh, Senin kemarin.
Pihak PVMBG juga masih berlakukan siaga. "Masyarakat atau para pendaki dilarang beraktivitas di dalam radius 4 km dari puncak dan perluasan wilayah sektoral barat-barat daya sejauh 6,5 km, ujar Asep.
Dari kantor PVMBG Desa Silian Tiga, Kecamatan Tombatu, Kabupaten Mitra, Asep menyampaikan, hingga, Senin (17/12) pukul 05.00 Wita kondisi gunung masih menunjukan aktivitas erupsi.
Untuk erupsi pagi ini belum terlihat, sedang visual gunung masih tertutup kabut, tapi pada pukul 5.00 tadi sempat terlihat bayangan samar api dengan ketinggian 100 meter.
Bupati Minahasa Royke Oktavian Roring (ROR) mengimbau masyarakat yang bermukim di sekitaran kaki gunung untuk waspada.
Imbauan itu disampaikan ROR menindaklanjuti penyampaian PVMBG. "Bupati juga telah menginstruksikan kepada camat dan hukum tua agar memberitahukan kepada masyarakat perihal kondisi terkini Gunung Soputan," terang Kabag Humas dan Protokol Setdakab Minahasa Moudy Pangerapan.
Lanjutnya, bila kejadian luar biasa, camat dan kumtua segera mengambil langkah antisipatif dan melaporkan kepada pimpinan.
Komandan Kodim 1302/Minahasa Letkol Inf Slamet Raharjo memimpin apel pagi di halaman Makodim Kelurahan Sasaran, Tondano Utara. Dandim memberikan arahan kepada seluruh anggota agar lebih meningkatkan semangat kerja.
Dandim minta seluruh anggota bersiaga terhadap erupsi Soputan. "Perintah saya kepada jajaran yang berada di wilayah Minsel, Mitra dan sebagian wilayah Minahasa, agar terus memantau perkembangan aktivitas gunung ini, sehingga kita dapat mengantisipasi dengan cepat bila sewaktu-waktu Soputan mengeluarkan lahar atau lava serta awan panas, untuk mengevakuasi warga," katanya.
Kapolres Minsel AKBP FX Winardi Prabowo mengarahkan seluruh personel untuk batasi aktivitas masyarakat di area terlarang.
"Kita melakukan kegiatan penyekatan terbatas untuk mencegah kegiatan masyarakat dalam radius 4 hingga 7 km dari titik puncak gunung Api Soputan," ungkap Kapolres.
Kapolres bersama seluruh personel menuju ke lokasi pemantauan Soputan untuk mendirikan Posko Bencana bersama TNI.
"Bersama TNI Kodim 1302 Minahasa, kita telah dirikan Posko Bencana di dua titik yaitu di wilayah Kecamatan Silian Raya, Minahasa Tenggara, dan Desa Kotamenara, Kebupaten Minahasa Selatan. Masyarakat diimbau untuk tetap tenang dan disarankan tidak beraktivitas di area Gunung Soputan," tambah Kapolres.
Pembagian masker juga telah digiatkan segenap Polsek jajaran dalam lingkaran Soputan. "Masyarakat mendapatkan pembagian masker untuk mencegah gangguan pernapasan akibat debu erupsi Soputan ini," kata Winardi. (eas/dru)