Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Kisah Operasi Pembebasan Irian Barat: Moncernya Karier Soeharto dan Nama Tommy

Mayjen Soeharto dilantik menjadi Panglima Mandala pada bulan Februari 1962 dan bertepatan dengan kandungan Ibu Tien Soeharto yang memasuki 3 bulan.

Editor: Fernando_Lumowa
Istimewa
Soeharto, Panglima Operasi Mandala 

Kisah Operasi Pembebasan Irian Barat: Moncernya Karier Soeharto dan Nama Tommy

TRIBUNMANADO.CO.ID - Mayjen Soeharto dilantik menjadi Panglima Mandala pada bulan Februari 1962 dan bertepatan dengan kandungan Ibu Tien Soeharto yang memasuki usia tiga bulan.

Saat itu Ibu Tien memang sedang mengandung anak yang kelima.

Sebulan sebelumnya Soeharto diangkat menjadi Deputi Wilayah Indonesia Timur menggantikan Mayjen Ahmad Yani.

Sebagai Panglima Mandala, ia harus menjalankan mandat Trikora yang dicanangkan oleh Presiden Soekarno.

 

Baca: Menjual Rumahnya, Pria Ini Tinggal di Gua Demi Membuat Toilet Terbaik di Dunia

 

Baca: Pernikahan Kakek 84 Tahun Dengan Wanita Berusia 48 Tahun, Ternyata Ini Sosok Pengantinnya

 Salah satu isi mandat itu adalah pengibaran Sang Merah Putih paling lambat 17 Agustus 1962 di tanah Irian Barat (Papua).

Berarti Sang Panglima hanya mempunyai waktu tujuh bulan untuk mengegolkan tujuan itu dan pada bulan ketujuh itu dipastikan Ibu Tien sudah melahirkan.

“Masya Allah,” begitu komentar Soeharto waktu itu.

Tapi memimpin operasi tempur sesungguhnya bukan merupakan hal yang baru bagi jenderal yang di masa mudanya sudah kenyang dengan dunia pertempuran ini.

Peta Irian Jaya yang dulu bernama Irian Barat dan kini bernama Papua.
 
Peta Irian Jaya yang dulu bernama Irian Barat dan kini bernama Papua (Tribunnews.com)

Selain pernah menjadi anggota KNIL dan HEIHO selama revolusi kemerdekaan, Soeharto juga perah memimpin pertempuran dalam Palagan Ambarawa dan Serangan Oemoem 1 Maret di Yogyakarta.

Berkat pengalaman tempur itu, Soeharto pun segera menyusun rencara operasi militer ke Irian Barat.

Soeharto lalu menyusun tiga rencana sekaligus yang kemudian disatukan.

Yaitu menyusun pasukan gabungan, membangun pangkalan, dan mempelajari medan yang akan digunakan untuk persiapan maupun untuk pertempuran.

Baca: Kocak! 12 Foto Behind the Scene Ini Buktikan Betapa Tak Bisa Dipercayanya Instagram

Baca: Jika Gagal di Pilpres 2019, Prabowo Pilih Pensiun dan Kembali Berkuda

Sebagai tambahan, ia juga mempelajari kekuatan Belanda.

Soeharto beranggapan perang akan berlangsung lama sehingga perlu dibentuk kawasan perang (battle field) untuk pembebasan Irian.

Sebagai mantan anggota KNIL dan pernah bertempur melawan pasukan Belanda selama Perang Kemerdekaan, Soeharto paham kali ini kekuatan militer Belanda pasti jauh lebih kuat dan pintar.

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved