Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Pemerintah Luncurkan Kelapa ODSK Lobu, Tahun Depan ODSK Apla

Kelapa jenis ODSK Lobu yang baru diluncurkan akhir pekan lalu, diharapkan akan menjawab persoalan produktifitas kelapa Sulut.

Penulis: Ryo_Noor | Editor: Indry Panigoro
TRIBUNMANADO/RYO NOOR
Kepala Dinas Perkebunan, Refly Ngantung di Pagelaran Coconut Expo yang bertempat di halaman Kantor Balitpalma, Minut, Sabtu (17/11/2018) yang bertepatannya juga diluncurkan jenis kelapa baru, satu di antaranya ODSK Lobu. 

Laporan Wartawan Tribun Manado Ryo Noor

TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADO - Kelapa jenis ODSK Lobu yang baru diluncurkan akhir pekan lalu, diharapkan akan menjawab persoalan produktifitas kelapa Sulut.

Kepala Dinas Perkebunan, Refly Ngantung menyampaikan, kepala ODSK Lobu merupakan hasil penelitian Balitpalma Sulut.

Kelapa ini punya keunggulan dari segi produktivitas.

Baca: Papa Suka Nonton Bioskop, Marah Kalau Kami Malas, Sosok Olly Dondokambey di Mata Sang Anak

"Tiap tahun ODSK Lobi bisa me menghasilkan. 3,2 ton per hektare per tahun kopra kering, kalau kelapa yang biasa normalnya 1,2 ton per hektare per tahun kopra kering," ujar dia kepada tribunmanado.co.id, Senin (19/11/2018).

Keunggulan lainnya, pohonnya tidak terlalu tinggi, dari kecil sudah berbuah, kadar protein tinggi, dan lebih banyak kadar minyaknya.

"Unggul dari semua jenis kelapa," ujar dia.

Saat ini sudah ada 100.000 bibit tersedia untuk disebar ke petani

"Kita prioritaskan daerah Sulut, kalau daerah lain mau kita lepas juga, tapi sulit prioritas," ujar dia.

ODSK lobu potensinya besar karena per tahun bisa menghasilkan 400 ribu biji

"Tahun depan kita luncurkan lagi jenis baru, ODSK Apla," ujar dia di Pagelaran Coconut Expo di halaman Kantor Balitpalma, Minut, Sabtu (17/11/2018), diluncurkan jenis kelapa baru, satu di antaranya ODSK Lobu.

Baca: Olly: Kopra Saya Ratusan Kilogram Tapi Tak Bisa Hasilkan Uang

Diversifikasi produk turunan kelapa menjadi solusi sementara Pemerintahan untuk mengatasi masalah anjloknya harga kopra.

M Syakir, Kepala Badan Litbang Pertanian Kementerian Pertanian menyampaikan, pemerintah mendorong produk turunan yang jadi sasaran yakni VCO dan kelapa parut

Kelapa termasuk komoditas ekspor perkebunan paling besar ketiga nilainya setelah sawit dan karet, tapi semua komoditas tak hanya kelapa mengalami fluktuasi penurunan permintaan karena kelesuan ekonomi dunia.

"Semua komoditas, tidak hanya kelapa saja ada fluktuasi rendah," ujar dia.
Memaksakan produksi kopra akan merugikan petani, diversifikasi produk yang punya nilai lebih merupakan strategi agar petani dapat keuntungan, dan meningkatkan nilai ekspor

Sumber: Tribun Manado
Halaman 1 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved