Pemerintah Luncurkan Kelapa ODSK Lobu, Tahun Depan ODSK Apla
Kelapa jenis ODSK Lobu yang baru diluncurkan akhir pekan lalu, diharapkan akan menjawab persoalan produktifitas kelapa Sulut.
Penulis: Ryo_Noor | Editor: Indry Panigoro
Laporan Wartawan Tribun Manado Ryo Noor
TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADO - Kelapa jenis ODSK Lobu yang baru diluncurkan akhir pekan lalu, diharapkan akan menjawab persoalan produktifitas kelapa Sulut.
Kepala Dinas Perkebunan, Refly Ngantung menyampaikan, kepala ODSK Lobu merupakan hasil penelitian Balitpalma Sulut.
Kelapa ini punya keunggulan dari segi produktivitas.
Baca: Papa Suka Nonton Bioskop, Marah Kalau Kami Malas, Sosok Olly Dondokambey di Mata Sang Anak
"Tiap tahun ODSK Lobi bisa me menghasilkan. 3,2 ton per hektare per tahun kopra kering, kalau kelapa yang biasa normalnya 1,2 ton per hektare per tahun kopra kering," ujar dia kepada tribunmanado.co.id, Senin (19/11/2018).
Keunggulan lainnya, pohonnya tidak terlalu tinggi, dari kecil sudah berbuah, kadar protein tinggi, dan lebih banyak kadar minyaknya.
"Unggul dari semua jenis kelapa," ujar dia.
Saat ini sudah ada 100.000 bibit tersedia untuk disebar ke petani
"Kita prioritaskan daerah Sulut, kalau daerah lain mau kita lepas juga, tapi sulit prioritas," ujar dia.
ODSK lobu potensinya besar karena per tahun bisa menghasilkan 400 ribu biji
"Tahun depan kita luncurkan lagi jenis baru, ODSK Apla," ujar dia di Pagelaran Coconut Expo di halaman Kantor Balitpalma, Minut, Sabtu (17/11/2018), diluncurkan jenis kelapa baru, satu di antaranya ODSK Lobu.
Baca: Olly: Kopra Saya Ratusan Kilogram Tapi Tak Bisa Hasilkan Uang
Diversifikasi produk turunan kelapa menjadi solusi sementara Pemerintahan untuk mengatasi masalah anjloknya harga kopra.
M Syakir, Kepala Badan Litbang Pertanian Kementerian Pertanian menyampaikan, pemerintah mendorong produk turunan yang jadi sasaran yakni VCO dan kelapa parut
Kelapa termasuk komoditas ekspor perkebunan paling besar ketiga nilainya setelah sawit dan karet, tapi semua komoditas tak hanya kelapa mengalami fluktuasi penurunan permintaan karena kelesuan ekonomi dunia.
"Semua komoditas, tidak hanya kelapa saja ada fluktuasi rendah," ujar dia.
Memaksakan produksi kopra akan merugikan petani, diversifikasi produk yang punya nilai lebih merupakan strategi agar petani dapat keuntungan, dan meningkatkan nilai ekspor