Wagub Cek Harga Kopra di Roterdam: Kopra Anjlok ke Rp 3 Ribu per Kilo
Harga kopra terjun bebas. Hanya dalam tempo dua pekan, komuditas andalan Sulawesi Utara diperdagangkan.
Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Lodie_Tombeg
TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADO – Harga kopra terjun bebas. Hanya dalam tempo dua pekan, komuditas andalan Sulawesi Utara diperdagangkan Rp 3 ribu per kilogram dari sebelumnya Rp 6 ribu per kg. Wakil Gubernur Sulut, Steven Kandouw pun prihatin.
Kata Kandouw, Gubernur Sulut Olly Dondokambey sudah membawa masalah harga kopra ke Kementerian Perdagangan dan Kementerian Perindustrian. "Kemendag sudah rapat, nanti akan dikonsolidasikan membahas pembelian kopra di tingkat petani," ujar politikus PDIP ini di sela sidang paripurna Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Sulut, Rabu (14/11/2018).
Menurut Wagub, pada rapat nanti, Pemprov melibatkan dua pembeli kopra terbesar di Sulut, PT Cargill dan PT Bimoli. Pemprov pun masih ragu dengan penetapan harga kopra. Ada rencana Gubernur akan mengecek langsung harga pasar kopra dunia di Roterdam, Belanda.
"Ini mau musim dingin, kenapa harga kopra masih anjlok. Apa betul harganya seperti saat ini. Kita cek ke Roterdam," ungkap Steven.

Pemprov juga mencari alternatif lain untuk mencarikan solusi harga kopra. Pemerintah berupaya mencari pasar baru produk kelapa. Menurut Wagub, ada potensi penjualan kelapa biji ke pasar Cina. "Kita coba rintis pasar Cina. Ada ekspor langsung kelapa segar," ujar dia.
Upaya lain coba dilakukan Pemprov dengan menyalurkan bantuan ke petani. Kata Wagub, paling tidak bisa membantu pupuk, bibit kelapa dan komoditas tanaman lain sebagai alternatif.
Wagub pun bertanya kepada Kepala Dinas Pertanian Provinsi Sulut, mengenai berapa banyak petani kopra di Sulut. "Berapa jumlah petani kopra," tanya Kandouw kepada Kadis Perkebunan Refly Ngantung, saat membuka rapat koordinasi lintas sektor penanggulangan kemiskinan di Provinsi Sulut di Hotel Aryaduta Manado, Rabu kemarin.
Dia meminta Dinas Perindag Sulut untuk mencari tahu dan mengecek harga jual kopra yang dijual ekspor ke luar negeri. "Cek juga harga jualnya langsung dari perusahan ke luar negeri, berapa marginnya. Cek dimana pembeliannya," ujar Wagub.
Tak berhenti di situ, Pemprov akan melakukan pengecekan secara langsung kepada eksportir kopra dari Sulut ke Roterdam Belanda. "Kebetulan saya ditugaskan Pak Gubernur pada hari Kamis 25 Oktober ke Belanda. Saat di sana, saya sekaligus akan mengecek," ujar dia.
Menurut Kadis Ngantung, ada sekitar 130 ribu warga di Sulut yang bergantung dari kopra. Total ada 280 ribu hektare tanaman kelapa. Luas garapan tiap petani bervariatif mulai dari 0,5 hingga 3 hektare yang tersebar di 15 kota/kabupaten se-Sulut.
"Paling mendominasi di Kabupaten Minahasa Utara, Minahasa Selatan, Minahasa Tenggara dan Bolaang Mongondow Utara," ujar Ngantung. Dijelaskannya, saat ini, Dinas Perkebunan berupaya supaya meningkatkan kualitas kopra. Juga dikembangkan berbagai produk lain dari kelapa. Informasi lain menyebutkan, harga kopra tinggal Rp 4 per kg dari harga normal Rp 7 ribu.
"Harga kopra tetap harus mengikuti mekanisme pasar dunia. Makanya jangan olah kopra di saat harga murah, rugi sendiri. Olah kopra dengan baik, kopra yang baik itu bisa disimpan lama tidak langsung dijual saat diproduksi," ujar dia.
Selain diolah menjadi kopra, produk kelapa bisa juga dibuat visgin coconut oil atau VCO dan produk turunan lainnya yang beranekaragam. Jangan hanya fokus pada kopra. Harga kopra punya musim bagus dan tidak.
Upaya lainnya, pemerintah akan membentuk koperasi. Dalam waktu dekat ini, Gubernur Olly sudah menyiapkan strategi khusus menghadapi harga kopra yang turun.
"Pak Gubernur akan memberikan alat pengolahan minyak kelapa kepada kelompok petani dengan harapan hasilnya bisa digunakan tiga sampai empat kali. Dan aparatur sipil negara (ASN) wajib beli (minyak petani) supaya ASN menjadi pelopor penggunaan minyak kelapa dari petani di Sulut," kata dia.
Jangan tebang
Kepala Dinas Pertanian Ketahanan Pangan (DPKP) Bolaang Mongondow Selatan Sugeng Purwono, mengimbau kepada para petani kelapa untuk tidak tergesah menebang pohon kelapa.
"Jangan main tebang nanti menyesal. Contoh tanaman cengkih yang pernah turun harga kemudian petani serentak menebang kemudian saat harganya naik berkali-kali lipat, baru (petani) menyesal," kata Sugeng di ruang kerjannya, kemarin.