Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Penumpang Lion Air Asal Minut Teridentifikasi, KNKT: Air Speed Indicator Pilot dan Kopilot Berbeda

Paul Ferdinand Ayorbaba (43), satu dari 189 penumpang pesawat Lion Air JT-610 yang jatuh di perairan Tanjung Karawang,

Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Lodie_Tombeg
istimewa
Foto Paul Ayorbaba, penumpang Lion Air yang meninggal kecelakaan, semasa hidup. 

TRIBUNMANADO.CO.ID, JAKARTA - Paul Ferdinand Ayorbaba (43), satu dari 189 penumpang pesawat Lion Air JT-610 yang jatuh di perairan Tanjung Karawang, Jawa Barat telah teridendikasi. Penumpang berdarah Manado tepatnya Desa Karagesan, Kecamatan Kauditan, Minahasa Utara ini berhasil diidentifikasi melalui pemeriksaan deoksiribonukleat acid (DNA). Hingga Selasa (6/11/2018), sudah 17 jenazah yang teridentifikasi dan telah diserahkan ke keluarga.

Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) mengungkap penunjuk kecepatan atau airspeed indicator pesawat Lion Air PK-LQP nomor penerbangan JT610 dinilai bermasalah dalam empat penerbangan terakhir.

Akibat kerusakan tersebut, informasi soal kecepatan pesawat bagi pilot dan co-pilot menjadi tidak tepat (unreliable speed).

"Jadi airspeednya terjadi perbedaan antara kiri dan kanan. Kan di pesawat itu ada captain side sama co-pilot side. Nah itu yang dari empat penerbangan terakhir termasuk yang celaka itu kita mengamati ini kok terjadi unrielable speed di indicatornya," kata Kepala KNKT Soerjanto Tjahjono.

Soerjanto mengatakan, pihaknya masih terus menyelidiki komponen yang diduga sempat bermasalah selama empat kali penerbangan sebelum insiden jatuhnya pesawat Lion Air PK-LQP jatuh di peraian Tanjung Karawang, Jawa Barat.

Soerjanto menyebut KNKT hingga saat ini belum bisa menyimpulkan secara detail bagaimana hasil penyelidikan yang dilakukan pihaknya atas kecelekaan pesawat Lion Air JT610 tersebut.

"Step by step yang harus kita laksanakan dalam investigasi termasuk kalau ada keanehan sedikit aja kita menggalinya cukup usahanya cukup luar biasa," kata Soerjanto.

Soerjanto mengungkapkan bila pilot mengalami masalah saat sebelum penerbangan, akan tertulis pada maintenance log. "Kalau ada keluhan ditulis dari pilot. Kalau nggak dia jawab apapun dan melakukan apapun pasti pilotnya enggak akan mau terbang," ujar Soerjanto.

Untuk itu, guna memastikan dugaan penyebab kecelakaan, KNKT akan meminta keterangan dari teknisi dan pilot pesawat yang menerbangkan pesawat Lion Air JT610 sebelumnya. Hal itu diperlukan guna mencari titik terang penyebab kecelakaan dari pesawat Lion Air PK-LQP.

"Kita lagi bicara ke pabriknya dengan teknisinya dengan pilot yang menerbangkan sebelumnya untuk menggali data untuk mencari tahu kenapa penyebabnya," ucap Soerjanto.

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dan Ketua KNKT Soerjanto Tjahjono saat memberikan keterangan pers penemuan Black box Lion Air JT 610 di Tanjung priuk JICT 2, Jakarta Utara, Kamis (1/11/2018). Black box ditemukan di lokasi berjarak 400 meter dari lokasi terakhir hilangnya Lion Air JT 610 dengan kedalaman 30 meter.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dan Ketua KNKT Soerjanto Tjahjono saat memberikan keterangan pers penemuan Black box Lion Air JT 610 di Tanjung priuk JICT 2, Jakarta Utara, Kamis (1/11/2018). Black box ditemukan di lokasi berjarak 400 meter dari lokasi terakhir hilangnya Lion Air JT 610 dengan kedalaman 30 meter. (KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG)

JT 610 Dipensiunkan

Jatuhnya pesawat Lion Air PK-LQP bernomor penerbangan JT 610 menimbulkan duka mendalam bagi keluarga korban. Usai kecelakaan tersebut, kode penerbangan JT 610 yang melayani rute Cengkareng - Pangkalpinang "dipensiunkan".

"Iya, nomor penerbangannya sudah diganti dengan nomor baru yaitu JT 216," kata Corporate Communications Strategic of Lion Air Danang Mandala Prihantoro.

Danang menjelaskan, rute dan jam operasional yang akan dilalui JT 216 tidak akan mengalami perubahan. Pesawat dengan nomor penerbangan itu dijadwalkan untuk keberangkatan pukul 06.10 WIB dan tiba pukul 07.20 WIB.

"Jadi, operasinya sama saja. Hanya nomor penerbangan yang berubah," ujarnya.
Ini bukan kali pertama sebuah maskapai penerbangan "memensiunkan" nomor penerbangan pesawat pasca terjadinya kecelakaan.

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved