Korban Lion Air - Sepatu Candra dan Tato Monni Dikenali, Ada 272 Bagian Tubuh yang Diteliti
Tim disaster victim investigation (DVI) Polri kembali berhasil mengindentifikasi tiga korban Lion Air PK-LQP JT-610 dari Jakarta-Pangkapinang
TRIBUNMANADO.CO.ID - Tim disaster victim investigation (DVI) Polri kembali berhasil mengindentifikasi tiga korban Lion Air PK-LQP JT-610 dari Jakarta-Pangkapinang, Jumat (02/11/2018).
Tiga jenazah tersebut atas nama Candra Kirana (Pria asal Sumsel), Monni (wanita asal Jakarta) dan Hizkia Jorry Saroinsong (Pria asal Jakarta).
Kepala Rumah Sakit Polri Keramat Jati, Kombes Pol DR Musyafak mengungkapkan tiga jenazah berhasil diidentifikasi.
"Hasil sidang rekonisiliasi diputuskan identitasnya," kata Musyafak.
Baca: Lokasi Jatuhnya Pesawat Lion Air JT-610 Merupakan Kuburan Kapal Tua, Pernah Ditemukan Koin Emas
1. Candra Kirana (laki-laki/29 tahun)
Ia mengatakan jenazah Candra Kirana dikenali dari sepatu merek Reabok yang dikenakan pria tersebut.
Pria asal Pali Sumsel itu menjadi korban bersama istrinya Cici Ariska (23). Sementara jenazah istrinya belum terindentifikasi.
Candra Kirana teridentifikasi dengan nomor postmortem 008 dari kantong jenazah dvi 002/lion tj.priok/002a dan nomor antemortem 023.
Bagian tubuh korban, dikatakan Musyafak, teridentifikasi setelah ada data postmortem berupa sepatu putih di sebelah kanan kaki korban.
"Setelah dicocokkan dengan foto dari CCTV dan foto saat korban di Bali, benar bahwa bagian tubuh tersebut persis teridentifikasi atas nama dengan data post," kata Musyafak.
Candra Kirana sendiri beralamat di Pasar Bhayangkara, RT 003 RW 08, Kecamatan Talang Ubi, Kabupaten Pali, Sumatera Selatan.
Baca: Inilah 5 Kisah Haru Korban Kecelakaan Pesawat Lion Air JT-610, Ada yang Baru Pertama Naik Pesawat
2. Monni (perempuan/41 tahun)
Bagian tubuh korban yang kedua, dikatakan Musyafak, teridentifikasi setelah ada data postmortem berupa tato bergambar bunga di punggung sebelah kanan bagian tubuh korban.
Adapun nomor postmortem korban yakni 00/liontanjungpriok/006e dan nomor antemortem 180.
"Awalnya ada data antemortem yang dipending kemudian kami kejar. Kami ketemu dengan yang membuat tato dan sudah teridentifikasi," ujarnya