Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Seorang Perawat di Jerman Diadili Kembali dengan Dakwaan Membunuh 100 Pasiennya

Seroang perawat sudah mendekam di penjara menjalani hukuman seumur hidup atas pembunuhan terhadap dua pasien.

Editor: Aldi Ponge
Internet
5 Fakta 'Suntikan Maut' di RSU Cut Nyak Dhien, Anak Tewas 5 Menit usai Disuntik hingga Penjelasan RS 

TRIBUNMANADO.CO.ID --Niels Högel sudah mendekam di penjara menjalani hukuman seumur hidup atas pembunuhan terhadap dua pasien.

Akan tetapi pada Selasa (30/10/2018), ia kembali menjalani persidangan dengan tuduhan telah membunuh 100 pasien lainnya.

Ketika ditanya oleh hakim ketua apakah tuduhan terhadap dirinya akurat, Högel menjawab, "Ya."

Baca: Bangkai Pesawat Lion Air PK-LQP Malah Bergeser ke Perairan Subang

Pengadilan dibuka di kota Oldenburg, Jerman, dengan mengheningkan cipta selama satu menit untuk mengenang para korban.

Persidangan harus diadakan di aula gedung lain dan tidak di gedung pengadilan daerah Oldenburg agar bisa menampung 126 penggugat dalam kasus ini dan besarnya minat publik.

Hakim Ketua Sebastian Bührmann mengatakan, tujuan persidangan untuk mengungkapkan ruang lingkup penuh pembunuhan yang dibiarkan tidak terkendali selama bertahun-tahun.

"Kami akan melakukan yang terbaik untuk mempelajari kebenaran," katanya seperti dilansir Kontan.co.id dari DW.com.

"Ini seperti sebuah rumah dengan kamar gelap - kami ingin membawa cahaya ke kegelapan."

Perawat berusia 41 tahun itu sudah menjalani hukuman seumur hidup setelah dinyatakan bersalah pada tahun 2015 karena membunuh dua pasien.

Baca: Berikut 4 Bajak Laut Wanita Terkuat di Dunia, Ada yang Memiliki Lebih dari 20 Ribu Anggota

Tim penyidik kemudian menemukan bahwa jumlah total korbannya kemungkinan jauh lebih tinggi, membuatnya menjadi salah satu pembunuh berantai dengan korban terbanyak dalam sejarah pasca perang Jerman.

Menurut surat dakwaan, Högel dituduh melakukan pembunuhan Februari 2000 hingga Juni 2005 di dua rumah sakit di kota-kota Jerman utara, Oldenburg, dan Delmenhorst.

Usia termuda korbannya adalah 34 tahun dan yang tertua adalah 96 tahun.

Jaksa berpendapat bahwa Högel secara acak memilih pasien dan menyuntik mereka dengan campuran obat-obatan yang menyebabkan mereka menderita serangan jantung atau menderita komplikasi lain sehingga dia bisa melakukan resusitasi atau menghidupkan mereka kembali.

"Kantor kejaksaan mengasumsikan bahwa dia menciptakan situasi yang mengancam jiwa untuk menunjukkan keterampilan resusitasi kepada kolega dan atasan," kata dakwaan.

Jaksa juga mengatakan dia mungkin melakukannya karena merasa bosan.

Sumber: Warta Kota
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved