Presiden Buka Pesparani Katolik di Ambon: Gubernur Assagaf Kutip Injil Yohanes
Pesta Paduan Suara Gereja (Pesparani) Nasional Pertama Katolik di Ambon, Provinsi Maluku begitu spesial. Presiden Joko Widodo
Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Lodie_Tombeg
TRIBUNMANADO.CO.ID, AMBON - Pesta Paduan Suara Gereja (Pesparani) Nasional Pertama Katolik di Ambon, Provinsi Maluku begitu spesial. Presiden Joko Widodo memberikan pidato secara digital saat pembukaan Pesparani di Lapangan Merdeka Ambon, Sabtu (27/10/2018).
Ia memberikan sambutan singkat dalam bentuk video yang ditampilkan melalui layar raksasa di panggung utama. "Semoga kegiatan ini menjadi sarana membangun persaudaraan sejati," kata Jokowi.
Menteri Energi dan Sumber Daya Alam Mineral, Ignatius Jonan yang datang bersama Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin menyampaikan pesan Presiden untuk menjaga kebhinnekaan dengan kesatuan. "Mari kita menjaga dan melestarikan kerukunan," katanya.
Ketua Panitia Pesparani, Zeth Sahuburua yang juga Wakil Gubernur Maluku, mengajak semua bersyukur atas ajang yang memperlombakan 12 mata lomba. Kegiatan ini bertaraf nasional. "Jumlah yang terlibat 12 ribu orang. Selain lomba-lomba paduan suara ada juga Maluku Expo dan Seminar Nasional," katanya.
Ia mengatakan, landasan spiritualitas ialah merawat kebersamaan di Maluku. Ia mengaku Maluku sudah membuat Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ), Pesparawi dan kini Pesparani.

Gubernur Maluku Said Assagaf mengutip Injil Yohanes 15:9-10. Ia lalu mengajak semua bersyukur atas kegiatan religius Pesparani. "Ini menjadi event untuk kampanye dan promosi untuk semua melawan semu tindakan dehumanisasi. Termasuk kampanye kemanusiaan untuk mereka di Palu, Sigi, Donggala dan daerah lain," ujarnya.
Ia mengatakan, menyatukan kita. “Dalam satu pekan, dalam harmoni, kita memberikan semangat rumah persaudaraan sejati. Kami bangga dan ini menjadi kado bagi kami sebelum mengakhiri masa jabatan Gubernur dan Wakil Gubernur pada Maret 2019. Ini menjadi sejarah peradaban keagamaan," ujarnya. Ia ingin tali kasih terus terikat. Ia ingin abadi seperti lagu yang dikumandangkan.
Ketua Konferensi Waligereja Indonesia Mgr Suharyo berterima kasih kepada Kemenag yang menghadirkan kegiatan ini. Ia mengatakan, semua mendorong kepada rasa cinta Tanah Air.
"Kita bersyukur bisa merasakan aura Ambon Manise. Pada para peserta sekalian juga komunitas umat beragama," katanya.
Ia mengharapkan semua semakin didorong untuk mengasihi dengan kegiatan ini. Semua diharapkan membangun dan merawat kebersamaan. "Tuhan memberkati kita semua. Tuhan memberkati Indonesia," katanya.
Pembukaan dilakukan memukul gong. Menteri ESDM, Menag, Ketua KWI, Ketua Panitia, Gubernur Maluku, Ketua LP3KN dan beberapa tokoh lain menaiki sebuah perahu buatan ke panggung raksasa.
Pembukaan berlangsung gemerlap. Pertunjukkan begitu spektakuler. Ada tari kolosal. Ada kisah Santo Fransiskus Xaverius. Defile peserta juga menampilkan adat seluruh provinsi.

Tetap Bersatu
Pemuda zaman dulu itu sudah sadar tanpa persatuan tidak ada kemerdekaan. Begitulah pendapat Ildis Tamimi menanggapi peringatan Hari Sumpah Pemuda, Minggu (28/10/2018).
"Setelah itu, belasan tahun kemudian Indonesia merdeka. Itu karena bersatu," kata gadis kelahiran Jakarta 4 juni 2002 itu kepada tribunmanado.co.id.