Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Relawan Evakuasi Korban di Palu, Bermodal Helm Sepeda hingga Ikut Merasakan Gempa, Simak Ceritanya

Kalimantan Timur (Kaltim) menjadi salah satu kawasan yang terdekat dengan Sulawesi Tengah (Sulteng).

Editor: Aldi Ponge
HO/MRI ACT Kaltim
Personel ACT Kaltim bersama tim SAR gabungan melakukan pencarian korban, serta evakuasi di beberapa wilayah yang terdampak gempa dan tsunami, di antaranya di Rumah Sakit Undata, hotel Roa Roa dan Betobo. 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Kalimantan Timur (Kaltim) menjadi salah satu kawasan yang terdekat dengan Sulawesi Tengah (Sulteng).

Hal itu juga yang membuat tidak sedikit bantuan yang berasal dari Kaltim.

Tidak hanya bantuan berupa barang kebutuhan sehari-hari untuk korban gempa dan tsunami di Palu, Donggala, dan Sigi, namun juga bantuan tenaga dari berbagai pihak, termasuk relawan.

Baca: 5 Fakta tentang Gempa Situbondo yang Berkekuatan 6,4 SR 

Tidak sedikit relawan yang berasal dari Kaltim khususnya dari Samarinda berdatangan ke lokasi bencana, guna membantu apa saja yang dibutuhkan korban, maupun saat proses pencarian korban.

Nusa Indah (42) atau yang akrab disapa Andre, salah satu relawan asal Samarinda yang turut serta membantu tim SAR maupun warga di sana.

Baca: Pasien Sakit Jiwa di Manado Meningkat, Tiap Hari 60 hingga 100 Pasien Rawat Jalan

Nusa berangkat dibawah naungan Aksi Cepat Tanggap (ACT)Kaltim, bersama 13 personel ACT lainnya.

Berangkat pada 30 September, dengan menumpang KM Lambelu dari Pelabuhan Semayang, Balikpapan, ACT dan rombongan lainnya tiba di Pelabuhan Pantoloan, Palu pada 1 Oktober sekitar pukul 08.30 Wita.

Relawan ACT di Palu
Personel ACT Kaltim bersama tim SAR gabungan melakukan pencarian korban, serta evakuasi di beberapa wilayah yang terdampak gempa dan tsunami, di antaranya di Rumah Sakit Undata, Hotel Roa Roa dan Petobo.

Rombongan langsung menuju Korem 132/Tadulako guna pembagian regu serta penempatan tugas.

Peralatan yang dibawa oleh personel ACT Kaltim hanya kelengkapan pribadi masing-masing, di antaranya sepatu safety, senter, HT untuk komunikasi dan masing-masing personel membawa helm sepeda.

"Sampai di pelabuhan, kita langsung menuju Korem, saat itu juga kita langsung bertugas. Jadi kami bergabung dengan anggota ACT dari daerah lainnya," ucapnya saat menceritakan kisahnya selama berada di Palu kepada Tribun Kaltim, Kamis (11/10/2018).

"Yang jelas, saat pertama kali lihat kondisi di sana, ya memang seram. Tapi, kita semua membekali diri dengan peralatan yang safety, kalau helm, memang kita bawa helm sepeda, karena kita tidak punya helm yang biasa digunakan oleh tim SAR," tambahnya.

Baca: Pasien Sakit Jiwa di Manado Meningkat, Tiap Hari 60 hingga 100 Pasien Rawat Jalan

Selama kurang lebih 10 hari berada di lokasi bencana, dia mendapatkan banyak pelajaran, serta pengalaman.

Sebab Nusa baru pertama kali itu terjun langsung ke lokasi bencana besar.

Kendati selama ini dia telah berupaya dan mencari kesempatan untuk turut serta dalam misi kemanusiaan di berbagai wilayah yang terkena bencana.

Relawan ACT di Palu_1
Personel ACT Kaltim bersama tim SAR gabungan melakukan pencarian korban, serta evakuasi di beberapa wilayah yang terdampak gempa dan tsunami, di antaranya di Rumah Sakit Undata, Hotel Roa Roa dan Petobo.

Nusa menceritakan, di hari pertama bertugas, dia mendapatkan tugas di Rumah Sakit Undata, guna proses evakuasi jenazah yang menumpuk di halaman rumah sakit.

Halaman
12
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved