Video Panas Goo Hara dan Mantan Kekasihnya Dicari Lebih dari 200 Ribu Kali di Google Korea

TRIBUNMANADO.CO.ID - Mantan kekasih yang kini tengah berseteru dengan Goo Hara ternyata sempat merekam video intim mereka, video tersebut kini paling dicari di Google.

Telah terungkap bahwa sejumlah besar orang sedang mencari video seks Hara secara online.

Baca: (VIDEO) Habaib dan Ulama Nyatakan Dukungan ke Jokowi - Maruf Amin

Menyusul laporan tentang keberadaan video pribadi Hara, rupanya ada ratusan ribu orang mencarinya di internet.

Pada 7 Oktober KST, terungkap bahwa pencarian teratas Google untuk Korea pada tanggal 4 Oktober adalah 'video Gu Hara', yang tercatat dengan lebih dari 200.000 pencarian.

Selain kata-kata kunci tersebut, istilah terkait dari hari itu adalah 'video seks', dengan 'hubungan seksual' menjadi istilah kedua yang paling banyak ditelusuri di Google.

Komentar yang menyertai pencarian tersebut ada di sepanjang baris: "Di mana saya dapat menemukan video yang sebenarnya?", "Saya juga ingin menontonnya."

Ketika laporan menyebar, banyak K-netizens menyatakan kekecewaan terhadap "kurangnya kesopanan" di kalangan masyarakat dalam menghadapi masalah kriminal semacam itu.

Di Korea Selatan, menyebarkan video semacam itu tanpa persetujuan menyebabkan 5 tahun penjara atau 10.000.000 KRW (~ 10.000 USD, sekitar Rp 152 juta) maks dalam denda, tetapi topik sebenarnya telah menjadi subjek yang melibatkan moralitas bagi banyak orang.

Beberapa netizen memberikan reaksi mereka.

"Apakah video ini menyebar secara online atau tidak, Hara juga menjadi korban pelecehan seksual dalam berbagai cara ... hukum menentang kejahatan seksual digital harus lebih keras."

"Inilah mengapa hukuman harusnya bagus untuk mereka yang mengambil dan menyebarkan video ini !!"

"Sangat menakutkan. Orang-orang ingin menonton ini?"

"Itu persentase yang signifikan dari populasi seluruh bangsa."

Baca: Maia Estianty Bagikan Cara Hadapi Penderitaan dalam Hidup: yang Hilang Akan Diganti

"Apakah kalian bahkan terkejut?"

Lebih jauh, beberapa netizen menyatakan kekhawatiran terhadap kemungkinan revictimization.

(Tribunstyle.com/Tisa)