Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

HUT ke 73 TNI

HUT TNI - Misi Penerjunan Udara di Operasi Trikora di Sebut Paling Berani di Dunia

Pada tahun 1960-1963 dalam upaya merebut wilayah Irian Barat (Papua) yang masih dikuasai oleh Belanda, Indonesia memutuskan

Editor: Aldi Ponge

TRIBUNMANADO.CO.ID - Pada tahun 1960-1963 dalam upaya merebut wilayah Irian Barat (Papua) yang masih dikuasai oleh Belanda, Indonesia memutuskan untuk menempuh perjuangan secara militer dan diplomatik.

Perjuangan secara militer ditempuh melalui pengerahan kekuatan TNI/ABRI dan Polri secara besar-besaran. sedangkan upaya diplomatik ditempuh melalui meja perundingan PBB.

Untuk melaksanakan operasi militer dalam skala besar yang harus diberangkatkan dari pulau Jawa, pemerintah RI mengerahkan semua kekuatan pasukan yang dimiliki sehingga sampai mengerahkan pasukan cadangan.

Awal operasi militer dimulai dengan infiltrasi (penysupan) lewat laut dan udara oleh pasukan-pasukan khusus yang sudah terlatih.

Baca: HUT TNI - Kisah Prajurit Kopassus 5 Hari Bertahan Hidup di Antara Jenazah Rekannya

Ketika TNI bermaksud melakukan operasi penyusupan pasukan lewat udara menggunakan 3 pesawat C-130 untuk menerjunkan pasukan, awalnya ternyata muncul kendala.

Pasalnya saat itu (1962) tidak ada perwira berpangkat mayor yamg berani memimpin operasi penerjunan.

Pasukan penerjun (airborne) yang diterjunkan berkekuatan satu kompi dan harus dipimpin oleh perwira berpangkat mayor.

Alasan ketidakberanian itu memang masuk akal karena selain Irian Barat masih merupakan hutan lebat lebat yang masih perawan, data intelijen untuk operasi militer beresiko tinggi itu juga sangat minim.

Data intelijen yang ada hanya sebuah peta tua Irian Barat buatan Belanda tahun 1937, dengan keterangan semuanya menggunakan bahasa Belanda sehingga operasi penerjunan udara di Irian Barat menjadi seperti misi bunuh diri (one way ticket).

Baca: HUT TNI - Kumpulan Ucapan Selamat HUT ke-73 TNI untuk Keluarga, Pacar atau Suami yang Tentara

Oleh karena itu sangat wajar jika tidak ada perwira TNI nerpangkat mayor yang berani memimpin pasukan.

Karena secara moral dan komando, ia harus bertanggung-jawab terhadap misi tempur yang sangat berisiko tinggi itu.

Apalagi komandan Operasi Trikora, Mayjen Soeharto sudah menekankan operasi penyusupan ke Irian Barat akan mengakibatkan 60% pasukan gugur dan yang bisa kembali hanya 40% dalam kondisi luka atau sakit.

Para komandan di era PD II seperti Jenderal Douglas MacArthur yang pernah bertempur melawan pasukan Jepang di Irian Barat bahkan menegaskan operasi penerjunan udara di Irian Barat yang masih berhutan lebat tidak masuk akal.

Pasalnya pasukan penerjuan yang mendarat di hutan lebat bisa tewas semua karena terbentur serta nyangkut di pohon tinggi dan sangat sulit untuk melakukan koordinasi.

Baca: HUT TNI - Berikut Cuitan Warganet Sampaikan Harapan untuk Tentara Nasional Indonesia

Tapi dalam kondisi tidak ada perwira berpangkat mayor yang tidak berani memimpin operasi penerjuan di Irian Jaya, seorang perwira yang dikenal sangat berani dan sekaligus nekat, Kapten Benny Moerdani menyatakan kesanggupannya untuk memimpin pasukan.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jambi
Tags
HUT
TNI
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved