Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Pusat Studi Gempa Nasional Sebut Ada Sekitar 48 Sesar atau Sumber Gempa di Pulau Sulawesi

Ibukota Provinsi Sulawesi Tengah tercatat sebagai daerah rawan gempa karena memiliki aktivitas tektonik tertinggi di Indonesia.

Editor: Siti Nurjanah
litbang.pu.go.id
Peta Gempa Indonesia Tahun 2017 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Ibukota Provinsi Sulawesi Tengah tercatat sebagai daerah rawan gempa karena memiliki aktivitas tektonik tertinggi di Indonesia.

Pasalnya, di Kota Palu terdapat patahan kerak Bumi (sesar) berdimensi cukup besar yang dikenal dengan nama sesar Palu-Koro.

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mengatakan bahwa aktifnya patahan Palu-Koro menjadi penyebab getaran gempa berkekuatan 7,4 yang melanda Kabupaten Donggala di Sulawesi Tengah.

Patahannya adalah patahan di kerak bumi yang membentang 500 kilometer dari Selat Makassar ke Pantai Utara Teluk Bone.

Sesar ini seolah membelah Pulau Sulawesi menjadi dua.

Sebenarnya, sesar ini sudah lama menjadi kekhawatiran di Sulawesi Tengah.

Sesar Palu Karo adalah patahan darat terpanjang kedua di Indonesia setelah patahan besar Sumatera.

Pulau Sulawesi terbentuk dari tiga lempeng besar yang saling bertumbukan.

Lempeng tersebut adalah lempeng Indo-Australia, lempeng Eurasia, dan lempeng Pasifik.

Dalam Peta Sumber Gempa Nasional yang disusun Pusat Studi Gempa Nasional (Pusgen) tahun 2017, setidaknya ada 48 sesar atau sumber gempa di Pulau Sulawesi.

Sesar di Sulawesi sebagian besar melintasi kota padat penduduk, seperti Palu, dilansir dari straitstimes.co, Senin (1/10/2018).

Gempa Donggala dan Tsunami Palu
Gempa Donggala dan Tsunami Palu (kolase Twitter/@infobmkg, Kompas.com)

Hal ini seperti yang terdapat pada disertasi Mudrik Rahmawan, seorang peneliti gempa dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) berjudul Palaeoseismologi Tropis Indonesia (2006), dikutip dari Kompas.

"Sebagian sesar melintas di kota padat. Berdasarkan ancamannya, yang perlu dikhawatirkan adalah Kota Palu yang dilalui Sesar Palu Koro di segmen Palu dan segmen Saluki," kata Mudrik.

Pergeseran sesar diyakini menjadi pemicu gempa besar yang melanda Jumat lalu (28/9/2018).

"Peta geologi Sulawesi Tengah terdiri dari bebatuan yang berusia antara 10 ribu dan satu juta tahun. Tapi dalam proses pembusukan, menyebabkan guncangan menjadi lebih kuat," kata Kepala Mitigasi Gempa, Dr Sri Hidayati, pada Sabtu(29/9/2018).

Dr Sri, yang terlibat dalam penyusunan Peta Gempa Indonesia 2017 mengatakan, sesar Palu Koro dikatakan aktif karena pergerakannya berkisar antara 30mm dan 44mm per tahun.

Patahan aktif di Sulawesi Tengah
Patahan aktif di Sulawesi Tengah (Iagi.or.id)
Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved