Driver Online Bisa Dapat Rp 10 Juta Tiap Bulan Tanpa Angkut Penumpang, Ternyata Pakai Aplikasi Ini
Namun tidak bagi segelintir oknum ojek online yang menggunakan 'jalan' tidak biasa demi mendapatkan poin...
TRIBUNMANADO.CO.ID - Demi menutup target poin, sejumlah oknum driver ojek online nekat melakukan order fiktif.
Penggunaan order fiktif yang dilakukan driver ojek maupun taksi online ini bermacam-macam.
Namun tidak bagi segelintir oknum ojek online yang menggunakan 'jalan' tidak biasa demi mendapatkan poin.
Dalam dunia ojek online atau taksi online dikenal dua jenis order fiktif yang disebut 'fake GPS' dan 'aplikasi tuyul'.
Dua cara curang order fiktif taksi online ini ternyata punya perbedaan mendasar.
Hebohnya kasus order fiktif ojek online dan taksi online beberapa waktu belakangan membuat polisi di sejumlah daerah bertindak.
Di Jakarta, dalam satu waktu polisi pernah menangkap 11 orang yang diduga melakukan order fiktif, baik menggunakan modus fake GPS maupun aplikasi tuyul.
Sebenarnya apa sih bedanya fake GPS dan aplikasi tuyul?
Beda aplikasi Tuyul dan Fake GPS
Dikutip dari Kompas.com, perangkat lunak pembuat order fiktif pada taksi dan ojek online atau kerap disebut aplikasi "tuyul" berbeda modus dan cara kerja dengan kasus fake GPS yang digunakan para mitra taksi online yang memalsukan lokasi penjemputan penumpang.
Hal itu diungkap Kasubdit Ranmor Ditreskrimum Polda Metro Jaya AKBP Antonius Agus Rahmanto beberapa waktu lalu.
"Beda, ya, kalau fake GPS itu untuk mengelabui lokasi, tetapi mitra taksi online tetap mengangkut penumpang," kata dia kepada Kompas.com di ruangannya, Kamis (1/2/2018).
"Tetapi, kalau pakai tuyul ini mereka benar-benar enggak kerja," imbuhnya.
Agus melanjutkan, dalam kasus yang baru saja diungkap Subdit Ranmor, tersangka pelaku menggabungkan dua aplikasi itu.
"Jadi, mereka menggunakan fake GPS untuk menentukan lokasi awal, lalu ponsel di-oprek dengan tuyul itu untuk membuat seolah-olah pengemudi benar-benar melayani penumpang," kata dia.