Kisah di Balik Gemerlapnya Dubai: Ada Ratusan Ribu Buruh Hidup Menderita
Dubai terkenal dengan bangunan pencakar langit dan kehidupan masyarakatnya yang sejahtera.
TRIBUNMANADO.CO.ID - Dubai terkenal dengan bangunan pencakar langit dan kehidupan masyarakatnya yang sejahtera.
Bukannya makmur, mereka malah hanya menemukan kemelaratan, upah rendah dan pekerjaan yang melelahkan di bawah terik matahari.

Foto-foto Farhad Berahman diambil di Sonapur, nama tidak resmi untuk sebuah kamp kerja di pinggiran Dubai yang terletak jauh dari kemewahan gedung pencakar langit di Uni Emirat Arab.
"Sonapur" berarti "Kota Emas" dalam bahasa Hindi, namun ironisnya itu adalah rumah bagi lebih dari 150.000 pekerja, sebagian besar dari India, Pakistan, Bangladesh, dan China.

Tiga puluh tahun yang lalu, hampir semua kota Dubai adalah gurun tetapi telah berkembang pesat menjadi salah satu pusat komersial utama dan tujuan wisata di kawasan ini.
Fotografer ini telah mengunjungi Dubai berkali-kali dan telah menyaksikannya kekayaan yang tumbuh pesat.
Pria berusia 33 tahun itu mengatakan ada pemahaman yang tak terucapkan bahwa ada tiga kelas orang yang berbeda di Dubai - Emirat, ekspatriat dan di bagian bawah adalah buruh yang membangun kota.
Farhad menjelaskan bahwa beberapa pekerja yang memiliki paspor telah disita di bandara dan dipaksa bekerja sangat lama di tengah teriknya panas dengan upah yang sangat kecil.
Baca: Kisah Memilukan di Balik Resor Mewah Ini yang Tak Pernah Lagi Dikunjungi

Mereka dibawa ke Sonapur - yang tidak ada di peta - sehingga mereka dapat lebih dikendalikan oleh majikan.
Dia berbicara dengan seorang buruh bernama Jahangir dari Bangladesh.
Pria berusia 27 tahun itu bekerja sebagai pembersih selama empat tahun terakhir dan menghasilkan 139 poundsterling (Rp2,7 juta) sebulan dan mengirimkan 87 poundsterling (Rp1,7) kepada keluarganya.
Dia dipaksa untuk bertahan hidup dengan sedikit sisa gajinya.
Baca: 5 Cara Mudah Ini Maksimalkan Jumlah Sperma
"Ada banyak hotel mewah dan struktur yang terkenal di dunia yang dibangun para pekerja selama beberapa tahun terakhir."
"Majikan biasanya mengambil paspor mereka segera setelah mereka tiba di bandara Dubai dan mereka semua dikirim ke Sonapur."
"Para pekerja biasanya bekerja 14 jam di mana saat musim panas suhu lebih dari 50 derajat C."
"Sebaliknya, turis dari negara barat tidak boleh tinggal di luar selama lebih dari lima menit di musim panas."