Video Detik-detik Gubernur Edy Rahmayadi Debat dan Usir Emak-emak Pendemo
Himpunan Nelayan Kecil Modern Sumatera Utara menggeruduk Kantor Gubernur Sumut di Jalan Diponegoro,
TRIBUNMANADO.CO.ID - Himpunan Nelayan Kecil Modern Sumatera Utara menggeruduk Kantor Gubernur Sumut di Jalan Diponegoro, Kamis (13/9/2018).
Para nelayan menuntut agar Pemprov Sumut dapat mengeluarkan izin melaut.
Salah seorang lelaki yang berorasi mengenakan pakaian berwarna putih menyebut mereka sudah 15 hari tidak melaut.
Saat ini nelayan dengan kapal bermuatan 5 GT (gross tonnage) atau tonase kotor kerap ditangkap sehingga banyak nelayan tidak bisa mencari nafkah untuk keluarga.
Baca: Badai Florence Mengancam Amerika: Ini Sejarah dari Cantiknya Nama-nama Badai
"Anak istri menjerit, tidak bisa bayar uang sekolah dan makan karena tidak ada uang. Beberapa kawan kami ditembak dan ditangkap," kata orator tersebut.
"Teringat 3 hari yang lalu, kawan kami diberondong dan tiga korban berserakan ditengah laut. Kami diberondong seperti teroris. Padahal kami bukan penjahat, tapi kami saat ini terpenjara dengan Permen 71 (Peraturan Menteri) yang seperti tidak berprikemanusiaan," tegasnya.
Ia menjelaskan, bahwa tanah, bumi dan laut bukan untuk penguasa.
"Makanya kami para nelayan turun ke jalan. Karena saat ini, ada nelayan yang ditembak dan dibakar. Tolonglah kami hanya nelayan kecil. Ada 17 orang saudara kami masih ditahan di Polair Polda Sumut, dengan tuduhan pencuri dan perampok," ujar orator.
Lebih lanjut, para nelayan bermohon agar pasangan Gubernur baru Sumut Edy Rahmayadi- Mus Rajeckshah alias Ijeck yang punya hak konstitusi agar memberi hak para nelayan untuk melaut.
"Tolong kami, agar kami bisa memberikan makan keluarga dan menyekolahkan anak-anak kami. Kami melaut hanya untuk cari makan bukan untuk kaya bisa beli mobil," terangnya.
Saat mereka berunjukrasa, Gubernur Sumatera Utara, Edy Rahmayadi langsung turun ruang kerja di lantai 10 Kantor Gubernur Sumut, menerima para pengunjuk rasa.
Edy Rahmayadi pun menyampaikan niat akan membawa Sumatera Utara bermartabat, namun diberikan kesempatan.
"Saya tidak mau rakyat ini dibodoh-bodohi. Saya tidak mau rakyat ini miskin mengerti. Nanti saya atur. Saya baru lima hari jadi gubernur udah kau demo. Apa urusan kalian. Orang aku tidak tahu apa itu nelayan ini," ujarnya.
Baca: Kisah Mafia Rusia di Amerika, Anti Bisnis Prostitusi dan Tolak Jual -Beli Obat Bius
Edi Rahmayadi pun kemudian menyampaikan supaya dia didengarkan saat ngomong, dan menyuruh para warga baiknya salat dzuhur daripada melakukan unjuk rasa yang membuat kemacetan arus lalu-lintas.