Menghindari Emiten Pengutang Dollar AS
Nilai tukar rupiah masih bergerak dalam tren melemah, diikuti oleh Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang juga turun.

Dia bilang, salah satu upaya yang dilakukan ketika pasar sedang bergejolak adalah memperbanyak porsi kas atau pasar uang dalam reksadana saham.
HPAM juga masih percaya dengan saham-saham berkapitalisasi pasar besar atau blue chip. Sebab, ketika tekanan pasar mereda, saham seperti ini akan menjadi penggerak utama IHSG, sehingga potensi keuntungannya tergolong besar.
Sentimen positif
Memang salah satu penyebab koreksi indeks saham dan reksadana saham adalah volatilitas rupiah yang meningkat. Namun Markam masih optimistis, prospek reksadana saham masih menjanjikan dalam beberapa waktu ke depan.
Syaratnya, ada langkah konkret dari pemerintah untuk mengurangi defisit transaksi berjalan. Hal ini otomatis akan memperbaiki nilai tukar rupiah dan indeks saham.
Pendapat sama disampaikan Wawan Hendrayana, Head of Investment Research Infovesta Utama. Walau volatilitas pasar saham meningkat, masih ada sejumlah katalis positif yang bisa membuat indeks naik. "Kinerja keuangan sebagian besar emiten masih positif di tengah ketidakpastian global," sebut dia.
Wawan menilai, jika di sisa tahun ini IHSG mampu bergerak di atas 6.000 secara konsisten, maka kinerja rata-rata reksadana saham berpotensi berada di kisaran 10% di akhir tahun nanti.
Sementara Alvin memprediksi IHSG berpotensi mencapai level 6.200 di akhir tahun. Ia memperkirakan kinerja rata-rata reksadana saham dapat mencapai 10%.
Reksadana Saham Terbaik Agustus
Reksadana Saham
Narada Saham Indonesia
-
Pembunuhan Anggota TNI di Sumatera Selatan Terungkap, Begini Pengakuan Pelaku!
-
Gara-gara Utang, Sumarlin Bunuh Anggota TNI AD Kopda Zeni
-
Soal Naiknya Rasio Kredit Macet Fintech, Ketua AFPI: Kenaikkan Itu Wajar
-
Heboh Daftar Nama Artis & Model, Ternyata Artis Banyak Utang yang Terlibat Prostitusi Online
-
BI Optimistis Kurs Rupiah Terus Menguat: Perdagangan Ditutup Rp 14.080 per Dolar