Ibukota Ethiopia yang Tawarkan Arsitektur Perkotaan yang Mirip dengan China
Selain pertumbuhan jumlah penduduknya, Ethiopia juga memiliki kemiripan lain dengan negeri panda tersebut.
TRIBUNMANADO.CO.ID - Selain pertumbuhan jumlah penduduknya, Ethiopia juga memiliki kemiripan lain dengan negeri panda tersebut.
Pembangunan tempat ini sudah menyerupai kota-kota urban di China.
Sejumlah infrastruktur seperti jalan, jalur kereta, sistem transportasi, hingga gedung-gedung tinggi dibangun oleh perusahaan asal negeri Tirai Bambu tersebut.
Berdasarkan sensus tahun 2007, jumlah penduduk kota ini mencapai 2,7 juta jiwa.
Tidak seperti ibu kota Afrika lainnya, tempat ini tidak memililki infrastruktur khas Eropa.
Baca: Sebelum Meninggal Sang Ayah Sempat Pamitan, Januar: Katanya Mau Pergi Lama
Hal ini karena Addis Ababa tidak direncanakan untuk menjadi sebuah kota.
Namun hal ini berubah ketika populasi kota ini membengkak pada pergantian abad ke-21.
Pada saat yang sama, China juga sedang mengajukan kerja sama dengan negara-negara di Afrika.
Pada 2000, negara terluas di Asia ini menyelenggarakan forum kerja sama China dan Afrika yang pertama.
Ian Taylor, ahli ekonomi politik Afrika dari University of St. Andrew mengatakan, Pemerintah Ethiopia melihat China sebagai model pembangunan dan menghendaki pembangunan infrastruktur dengan negara tersebut.
Dalam dua dekade, China melengkapi Addis dengan jalan lingkar seharga 86 juta dollar AS, persimpangan seharga 12,7 juta dollar, jalan raya 6 lajur pertama seharga 800 juta dollar AS, dan jalur kereta api Ethio-Djibouti senilai 4 miliar dollar AS.
China juga membangun sistem kereta bawah tanah pertama di kota ini.
Jalur kereta ini melintasi pusat kota dan mampu membawa 30.000 penumpang per jam.
Addis Abbaba telah berubah cepat.
Percepatan pembangunan di kota ini, menurut Taylor, mirip seperti yang pernah terjadi di kota-kota China pada awal abad ke-21.
