Dolar AS Menguat Terhadap Rupiah, Ini Dampaknya Terhadap Aktivitas Ekspor-Impor Sulut
Kalau pengaruh pasti ada, tapi eksportir dan importir biasanya sudah terikat kontrak lebih dulu, jadi harga tetap sesuai kontrak

TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADO - Kurs dolar Amerika Serikat (AS) terus menguat terhadap rupiah. Meski begitu, belum memengaruhi secara langsung aktivitas ekspor maupun impor di Provinsi Sulut.
Kepala Bidang Perdagangan Luar Negeri Disperindag Sulut, Darwin Muksin menjelaskan, produk andalan ekspor Sulut masih seputar produk kelapa, seperti minyak dan tepung kelapa.
Ada pula ekspor produk ikan kaleng dan hasil perkebunan seperti pala
Hanya saja, nilai ekspor tak serta merta terkerek ketika dolar naik
Baca: Rupiah Melemah Atas Dolar, Harga Roda Empat di Manado Masih Normal
"Kalau pengaruh pasti ada, tapi eksportir dan importir biasanya sudah terikat kontrak lebih dulu, jadi harga tetap sesuai kontrak," kata dia kepada tribunmanado.co.id, Kamis (6/9/2018)
Hal seperti ini untuk menjaga risiko, "Tren dolar naik, tetapi risiko eksportir tetap sesuai harga kontrak, karena sudah ada deal," ujar Ipe sapaan akrabnya.
Untuk impor, kata Darwis, sejauh ini belum melalui Sulut, barang-barang dipasok di Pelabuhan Jakarta dan Surabaya
Dari data Disperindag Sulut, ekspor Sulut hingga Juni 2018 mencapai USD 105,3 juta. Dengan volume 111,9 ribu kilogram.
Nilai terbesar berasal dari ekspor produk minyak kelapa kasar sebesar USD 71,9 juta atau sebesar 63 persen dari nilai trial eskpor hingga Juni 2018.
Selanjutnya tepung kelapa sebesar USD 18,4 juta dan bungkil kopra USD 6,7 juta.
Biji pala juga menjadi salah satu produk eskpor yang nilainya signifikan mencapai USD 2,8 juta.
Untuk produk ikan yakni ikan kayu USD 1,4 juta dan ikan beku USD 1,6 juta. (ryo)
-
Proyeksi IHSG: Tertekan Aksi Jual Asing, Begini Nasib Rupiah
-
Eksportir Indonesia Jadi Korban Kejahatan dan Penipuan
-
Produk Nabati-Hewani Dominasi Ekspor Non-Migas Sulut
-
India, Pasar Baru Produk Bungkil Kopra Asal Sulawesi Utara
-
Belanda Geser AS, Tujuan Ekspor Utama Produk Sulut, Sumbang Devisa 204 Juta Dollar