6 Negara dengan Sistem Pendidikan Terburuk di Dunia, Ada Siswa yang Tak Memiliki Buku
6 Negara dengan Sistem Pendidikan Terburuk di Dunia, Ada Siswa yang Tak Memiliki Buku
TRIBUNMANADO.CO.ID - 6 Negara dengan Sistem Pendidikan Terburuk di Dunia, Ada Siswa yang Tak Memiliki Buku.
Pendidikan adalah aspek yang sangat penting dalam kehidupan setiap orang.
Faktanya, ini adalah satu-satunya kekayaan dan senjata paling kuat yang bisa dimiliki seseorang untuk menghadapi medan perang kehidupan yang sesungguhnya.
Sayangnya, tidak semua orang cukup beruntung untuk memiliki kesempatan emas ini, terutama jika mereka yang tinggal di 6 negara dengan sistem pendidikan terburuk di dunia ini.
Dilansir TribunTravel.com dari laman ourtripguide.com, 6 negara dengan sistem pendidikan terburuk di dunia.
1. Burkina Faso

Baca: Dari Kosmetik hingga Barang Elektronik, Ini Jenis Barang yang Terkena Kenaikkan Pajak Impor
Sayangnya, anak-anak yang tinggal di negara ini tidak seberuntung orang lain yang dibesarkan di negara maju dengan sistem pendidikan tinggi.
Mereka jarang memilih untuk melanjutkan pendidikan dan sebagian besar mereka hanya mencapai kelas 6 atau 7 dan kemudian berhenti, lapor PBB.
Lebih memilukan lagi, hanya kurang dari 50% orang dewasa di negara ini yang melek huruf sedangkan sisanya bahkan tidak bisa membaca dan menulis.
Untungnya, pemerintah berusaha mengatasi masalah ini dengan membuat beberapa program untuk menciptakan perubahan dan membuat perbaikan di sektor pendidikan.
2. Republik Afrika Tengah

Baca: 3 Jurus Jitu Ini Bisa Lindungi Isi Dompet saat Harga Dollar Naik Rupiah Melemah
Pemerintah Republik Afrika Tengah adalah satu-satunya yang disalahkan atas sistem pendidikan yang buruk di negara itu.
Bahkan, pemerintah mengambil seluruh tanggung jawab karena tidak memiliki sumber daya yang cukup untuk sistem pendidikan dan telah sepenuhnya mengabaikannya, yang sebagai gantinya telah menyebabkan banyak masalah serius lainnya.
Sekolah banyak yang ditutup selamanya, siswa bahkan tidak memiliki bahan dasar seperti buku, dan guru tidak dibayar untuk usaha mereka.
Oleh karena itu, para guru berhenti melakukan pekerjaan mereka dan para siswa berhenti hadir.