Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Kisah Anggota Militer AS Gabung ISIS Karena Lihat Video Pembantaian Tiap Hari, Bocorkan File Rahasia

Dalam pengakuannya di pengadilan, Sersan First Class Ikaika Kang (35), mengatakan bersalah atas beberapa tuduhan yang ditujukan kepadanya.

Editor:
kompas.com
Potongan video yang disediakan FBI menampilkan Sersan Satu Ikaika Kang memegang bendera ISIS 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Seorang anggota militer AS bernama Ikaika Kang mengaku bersalah karena membantu kelompok terror negara Islam ISIS.

Dalam pengakuannya di pengadilan, Sersan First Class Ikaika Kang (35), mengatakan bersalah atas beberapa tuduhan yang ditujukan kepadanya.

"Yang Mulia, saya memberikan dokumen rahasia yang tidak diklasifikasikan ke Negara Islam," kata Kang, seraya menambahkan bahwa dia juga menyediakan pesawat tak berawak.

Mengutip South China Morning Post, Kang membeberkan bahwa ia telah banyak membantu ISIS dalam hal ini ia mengaku tidak sadar, mengapa dirinya bisa bergabung.

Kang juga mengatakan bahwa, ia menyediakan dokumen digital yang mencakup informasi sensitif termasuk file senjata militer AS.

Rincian tentang sistem keamanan dan menejemen militer udara AS, juga dibocorkan oleh Kang, seperti berbagai dokumen yang berisi informasi pribadi anggota layanan AS.

Pada awalnya Kang memang tidak ingin bergabung dengan kelompok teror ISIS, namun suatu video telah membuat kejiwaannya terganggu.

Menurut pengakuannya setiap harinya, Kang melihat video pembunuhan dan pemenngalan kelompok militer ISIS dalam sebuah tayangan video.

Sehari Kang bisa melihat video serupa dalam waktu lima jam, dan dia mengawasi mereka di kamar tidurnya selama berjam-jam setiap hari.

Kang mengatakan kepada informan bahwa jika ia menjadi anggota Negara Islam, ia akan menjadi pembom bunuh diri dan menyerang Schofield Barracks, pangkalan militer yang luas di luar Honolulu.

Selama berminggu-minggu Kang terus melihat video tersebut, selama seminggu penuh pada tahun 2016.

Hingga akhirnya Kang mengaku tidak sabar untuk pergi ke Timur Tengah dan bergabung dengan kelompok terror ISIS.

Ia melakukan pertemuan dengan kelompok tersebut dan mengaku telah mengucap sumpah setia pada kelompok tersebut.

Namun, pemerintah AS tidak tinggal diam, mereka meeletakkan alat pelacak di mobil Kang dan menerima beberapa ekstensi.

Para agen khawatir Kang akan melakukan serangan, terlebih, pada tanggal 25 Mei 2017, disebutkan ia akan kembali ke Amerika.

Hingga akhirnya agen FBI melalukan penangkapan terhadap Kang.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved