Dikenal Tegas dan Berwibawa, Ternyata Sukarno Menangis di Tiga Peristiwa ini
117 tahun lalu atau 6 Juni 1901 Sukarno lahir, Soekarno, sosok yang selalu diingat oleh seluruh rakyat Indonesia.
TRIBUNMANADO.CO.ID - 117 tahun lalu atau 6 Juni 1901 Sukarno lahir
Soekarno, sosok yang selalu diingat oleh seluruh rakyat Indonesia.
Perjuangannya dalam membela tanah air sangat pantas diganjar berbagai pujian.
Sukarno dikenal sebagai sosok yang berkharisma, berwibawa, dan tegas saat menjadi seorang pemimpin.
Pidato-pidatonya selalu sukses membangkitkan semangat orang-orang yang ada di hadapannya.
Namun di balik gagahnya seorang Sukarno, ternyata Bapak Proklamator itu pernah menangis di tiga peristiwa bersejarah berikut ini.
Apa saja peristiwa itu? Simak selengkapnya.
Baca: Kisah Soekarno yang Gagal Kuliah ke Belanda hingga Berutang untuk Pernikahan Anaknya
1. Saat Hukuman Mati Kartosoewirjo
Sosok Kartosoewirjo merupakan pemimpin Darul Islam/Tentara Islam Indonesia (DI/TII) dari tahun 1949 hingga 1962.
Tindak-tanduk Kartosoewirjo yang ingin mendirikan Negara Islam Indonesia itu tentu saja bersebrangan dengan pemerintah.
Kartosoewirjo kemudian diburu lewat sebuah operasi penangkapan.
Setelah melewati proses yang cukup panjang, Kartosoewirjo berhasil ditangkap di wilayah Gunung Rakutak, Jawa Barat pada 4 Juni 1962.
Hukuman mati pun harus diterima Kartosoewirjo pada 5 September 1962 di Pulau Ubi, Kepulauan Seribu, Jakarta.
Baca: Kisah Heldy, Gadis yang Disebut Sebagai Cinta Terakhir Soekarno
Namun sebelum hukuman itu dilakukan, ada polemik batin yang bergejolak dari Sukarno.
Mengapa Sukarno? Jelas saja, eksekusi hukuman itu harus mendapatkan tanda tangan kepala negara.
Sedangkan Sukarno dan Kartosoewirjo merupakan sahabat sejak kecil.