Kunjungi Manado, Abraham Samad Ungkap Keinginan Nyapres pada 2019
Abraham Samad, Ketua KPK RI 2011-2015 mengungkapkan keinginan untuk maju dalam kontestasi Pemilihan Presiden 2019 mendatang
Penulis: Ryo_Noor | Editor: Aldi Ponge
Laporan Wartawan Tribun Manado Ryo Noor
TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADO - Abraham Samad, Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) RI 2011-2015 mengungkapkan keinginan untuk maju dalam kontestasi Pemilihan Presiden 2019 mendatang.
Hal itu disampaikan Abraham Samad ketika bersua wartawan di Restoran Big Fish saat kunjungan ke Manado dalam rangka membawakan materi pendidikan antikorupsi di sejumlah Kampus, Senin (21/5/2018).
Abraham mengatakan, memang tidak memiliki modal mumpuni dibanding figur lain.
Pertama, ia bukan orang partai. "Saya bukan orang partai, saya juga tidak punya modal (uang)," kata dia.
Baca: 5 Pendaki yang Hilang di Gunung Klabat Akhirnya Ditemukan, Begini Kondisinya
Baca: Budiman Sudjatmiko: Presiden Paling Berhasil adalah Jokowi, Bukan Soeharto
Tapi, ia mungkin figur yang punya satu modal lain yang tidak dimiliki calon yang lain.
"Tapi satu hal mungkin tidak dimiliki orang lain, saya pernah memimpin KPK," kata Pria asal Makassar ini.
Lanjut Abraham, menjadi Ketua KPK ibarat berada di atas menara dan melihat ke bawah, semua persoalan terpantau dari atas
"Persoalan A sampai Z kita tahu semua, karena kita tahu maka mengetahui juga cara keluar dari masalah. Itulah modal utama saya yang tidak dimiliki calon lain," kata dia.
Abraham mengakui, sudah melakukan komunikasi dengan Partai Politik, meski enggan ia sebut rinci partai politik dimaksud
"Komunikasi partai politik di pemerintahan, dan di luar pemerintahan. Dengan siapa bertemu, biarlah saya, yang bersangkutan dan Tuhan yang tahu," ujarnya sembari tertawa.
Baca: Deretan Foto Langka Keluarga Kerajaan Inggris yang jadi Bukti Bangsawan juga Manusia Biasa
Baca: Berikut 9 Jenis Buah yang Bisa Hindarkan Haus Saat Puasa, Mulai Air Kelapa hingga Semangka
Ia tak peduli apakah di capres atau cawapres, "Saya wakafkan diri untuk memberi kontribusi signifikan. Saya tahu problem bangsa ini," kata dia.
Komunikasi dengan Parpol tentu masih akan dilakukan, ia menawarkan sebuah gagasan berbekal pengalamannya sebagai Ketua KPK RI.

Anggap Kota Manado Sebagai Rumah Kedua
KunjunganAbraham Samad sejak Minggu (20/5/2018) ini dalam rangka mensosialisasikan Gerakan Reformasi Putih.
Kunjungan ke Kota Manado bukan hal yang baru bagi Ketua KPK Periode 2011-2015 ini. Baginya Kota Manado merupakan rumah keduanya selain Kota Makassar.
"Waktu sampai kemarin saya langsung cari makanan favorit saya, nasi jaha," ujar Abraham dengan logat kental Makassar.
Ada tiga hal yang membuat Abraham Samad menyimpulkan Kota Manado sebagai rumah kedua baginya.
Baca: Kisah Mahasiswi Cantik Ini Nyaris jadi Teroris, Bongkar Modus dan Dalil Dipakai Kelompok Radikal
Baca: 5 Pesona Meghan Markle Bikin Pangeran Harry Klepek-klepek
Pertama, ia sudah sering datang ke Kota Manado.
''Waktu jadi Ketua KPK saya sering datang ke Manado," kata dia.
Kedatangannya bukan juga karena berkaitan dengan penanganan kasus korupsi
"itu (penanganan) ada juga, saya diundang untuk supervisi ketika masih Gubernur SH Sarundajang," ungkap dia.
Baca: Berikut 7 Fakta Tentang Adara Taista, Menantu Cemerlang Hatta Rajasa
Baca: Aa Gym Ungkapkan Rasa Belasungkawa Mendalam Kepada Cucunya yang Meninggal Dunia
Selanjutnya, waktu sekolah dulu, Abraham mengaku mengeyam pendidikan di SMA Katolik di Jalan Cendrawasih Makassar.
"Kepala Sekolahnya orang Manado, banyak teman-temannya juga orang Manado," ujar Abraham.
Ketiga, Abraham mengaku di tempat tinggalnya di Makasar, tetangganya orang Manado.
"Jadi saya familiar dengan Manado," kata dia.
Baca: Jasad Terduga Teroris di Surabaya Sulit Dimakamkan hingga 3 Lubang untuk Mengubur 7 Jenazah
Baca: 6 Amalan Bagi Wanita Tak Berpuasa karena Haid, Bisa Dilakukan untuk Meraih Pahala
Adapun kedatangan Abraham ke Manado untuk menyikapi 20 tahun perjalanan reformasi bangsa Indonesia.
Persoalan korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN) masih membelenggu bangsa.
"Padahal, tujuan utama reformasi 1998 adalah menghancurkan praktek KKN," kata Abraham di Manado, Senin (21/5/2018).
Abraham melontarkan gagasan Gerakan Reformasi Putih.
Gerakan ini untuk kembali meluruskan tujuan mulia gerakan reformasi.
"Reformasi putih adalah gerakan damai yang melibatkan seluruh elemen bangsa untuk melakukan perubahan secara menyeluruh dengan dijawai semangat persatuan dan kesatuan untuk mewujudkan Indonesia yang maju dan sejahtera," kata dia.
Baca: Manfaat Puasa dari Hari ke Hari Selama Satu Bulan, Menakjubkan
Baca: Berikut 7 Fakta Tentang Adara Taista, Menantu Cemerlang Hatta Rajasa
Pokok-pokok pikiran Abraham Samad soal gerakan reformasi putih ini akan ia sampaikan di tiga kampus di Manado, yakni Universitas Negeri Manado, Universitas Sam Ratulangi, dan Politeknik Negeri Manado.
Abraham akan menjadi narasumber pada seminar Spirit of Indonesia di Manado, 21-22 Mei.
Abraham risau akan ihwal perjalanan 20 reformasi. Ia menilai masih maraknya praktek KKN karena bangsa ini tidak fokus.
"Kita seolah sibuk melakukan perubahan. Tapi, kita tidak tahu perubahan itu untuk siapa dan menjawab kebutuhan apa," katanya.
Baca: Pendaftaran Online CPNS 2018 Dimulai Juni, Ini Jadwal Selengkapnya, Tes Hingga Pengumuman
Baca: Ini Daftar Pangeran yang Masih Jomblo, Siapa Tahu Bisa Kaya Meghan Markle!
Menurut Abraham, reformasi birokrasi yang saat ini sedang digalakkan hanya dimaknai sebagai remunerasi alias naik gaji, tanpa perubahan yang berarti.
"Akhirnya, rakyatlah yang dikorbankan. Kualitas pelayanan publik rendah, pembangunan tidak merata. Di sisi lain ego sektoral semakin tinggi dan menghambat perubahan itu sendiri," tutur Abraham.
Dalam kacamata Abraham, seharusnya kepentingan apa pun, termasuk kepentingan pribadi, golongan, atau kelompok bahkan Kementerian atau Lembaga, tidak mengalahkan kepentingan bangsa.
"Jika ada kepentingan lain di luar kepentingan bangsa dan negara, maka akan menimbulkan konflik kepentingan," ujar Abraham.
Baca: Pencuri Tak Sadar Divideo Pemilik Rumah, Pas Ketahuan Todongkan Pistol, Netter Salfok Sama Istri
Baca: Mantan Murid Aman Abdurrahman ini Keluar dari ISIS karena Banyaknya Kebohongan
Karena itulah, pria kelahiran Makassar ini melontarkan gagasan untuk kembali digelorakannya reformasi. Memang, bukan reformasi seperti 1998 yang memakan nyawa anak negeri. Melainkan reformasi damai tanpa pertumpahan darah.
"Indonesia perlu Reformasi Putih yang damai yang didasari semangat kebersamaan dan melibatkan seluruh elemen bangsa. Jangan ada anak bangsa yang ditinggalkan, apalagi dilupakan," kata Abraham Samad.