Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Bule Prancis Prihatin Pantai Manado Penuh Sampah, Fabien Rakit Botol Plastik Jadi Perahu

Beberapa jam sebelum botol-botol ini berada di sekretariat yang juga sebagai rumah singgah ini, ada tiga orang asal Perancis yang memungutnya

Penulis: Finneke | Editor: Aldi Ponge
TRIBUNMANADO/FINNEKE WOLAJAN
Fabien (kanan), Julie (tengah), Romain (kiri) bule Prancis sedang merakit perahu dari botol plastik 

Laporan Wartawan Tribun Manado Finneke Wolajan

TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADO - Sampah botol plastik tampak terkumpul di Sekretariat Manengkel Solidaritas, LSM lingkungan yang berlokasi di Paal Dua, Kota Manado, Kamis (17/5/2018).

Ada botol yang telah menyatu membentuk tabung raksasa, ada pula botol yang masih berserakan.

Beberapa jam sebelum botol-botol ini berada di sekretariat yang juga sebagai rumah singgah ini, ada tiga orang asal Prancis yang memungutnya di tepi Pantai Sindulang.

Baca: Inilah Identitas Terduga Teroris yang Serang Mapolda Riau, Perhatikan Profilnya

Baca: Inilah 6 Tokoh Dunia Tak Bersalah, Tapi Kadung Dihina, Difitnah dan Dipenjara, Satu dari Indonesia

Dari pagi hingga siang menjelang sore, terik matahari tak memupuskab semangat mereka untuk memungut sampah botol pastik di tepi pantai. Padahal matahari sedang panas-panasnya kala itu.

Kondisi pantai Sindulang kala itu terlihat seperti lautan sampah, nyaris menyaingi lautan nyata di sampingnya. Pemandangan yang sangat tidak nyaman bagi Fabien Cenard, Julie dan Romain. Mereka prihatin dengan kondisi itu.

Fabien (kanan), Julie (tengah), Romain (kiri) bule Prancis sedang merakit perahu dari botol plastik
Fabien (kanan), Julie (tengah), Romain (kiri) bule Prancis sedang merakit perahu dari botol plastik (TRIBUNMANADO/FINNEKE WOLAJAN)

Fabien mengaku memang hanya memungut sampah botol plastik. Di samping banyaknya sampah lainnya yang berserakan di pinggir pantai. Ia mengaku sampah-sampah ini sangat mengganggu.

"Kesadaran masyarakat di sini soal sampah sangat rendah. Sampah botol plastik sebenarnya bisa didaur ulang menjadi sesuatu yang berguna. Di sini saya lihat ketika orang butuh air minum, beli air kemasan dan membuang botolnya," ujarnya.

Persoalan sampah di Kota Manado adalah kondisi mendesak. Semua pihak harus sama-sama menyadari, jika sampah tak tertangani, ada bahaya yang lebih besar yang membahaya.

Baca: Berikut Pekerjaan Para Otak di Balik Serangan Teror Bom Surabaya

Baca: Terkait Bom Bunuh Diri di Surabaya, Tanggapan Abu Bakar Baasyir Mengejutkan

"Ini sesuai yang darurat. Orang-orang harus sesegera mungkin mengatasi persoalan sampah ini. Sayang sekali, Indonesia adalah negara yang sangat indah alamnya. Seharusnya orang-orang menjaga alam, salah satunya tidak membuang sampah sembarangan," ujarnya.

Fabien yang merupakan relawan Manengkel Solidaritas lalu menggagas pembuatan perahu dari botol plastik. Setidaknya butuh sekitar seribu botol plastik besar untuk membuat perahu yang akan dimodifikasi.

"Perahu ini nantinya bisa digunakan untuk snorkeling atau mengelilingi hutan mangrove. Butuh sekitar seribu botol besar, dengan panjang satu tabung raksasa empat meter. Akan ada tiga tabung. Nanti akan ada dua shelter di perahu itu," ucapnya menerangkan.

Baca: Simak 10 Meme Paling Kocak Situasi Hari Puasa Pertama, dari Tarawih hingga Sahur

Baca: 15 Kata Ucapan Selamat Menunaikan Ibadah Puasa hingga Marhaban Ya Ramadhan

 

Pembuatan perahu dari botol plastik yang digagas Fabien ini bekerja sama dengan Manengkel Solidaritas. Ketua Manengkel Solidaritas, Sella Runtulalo mengatakan Manengkel punya visi yang sama dengan para sukarelawan tentang lingkungan.

Masalah sampah ini adalah masalah yang kompleks. Manengkel memulai program memerangi sampah dari komunitas yang kecil, yang menggandeng sukarelawan.

"Masyarakat lihat apa yang kami lakukan, lalu yang lain melakukan, lalu yang lain juga. Ini menjadi multiple effect. Yang bule saja mau peduli, bagaimana dengan kita. Jawaban itu hanya ada pada masing-masing. Siapa yang bertanggung jawab pada lingkungan kita," ucapnya.

Selain program pembuatan perahu dari motor plastik ini, program Manengkel Solidaritas untuk sampah yakni program Blante Sampah di tiga desa pesisir pantai di Minahasa Selatan. Selanjutnya pendidikan karakter lingkungan bagi anak-anak pesisir di tiga desa Minsel, Bahowo di Manado dan lima desa pesisir di Minahasa Utara. 

Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved