Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Mengerikan! Saat Rezim Saddam Hussein, Pesepakbola Akan Disiksa dan Dipenjara Jika Timnas Irak Kalah

Uday Hussein, putra tertua Saddam, bertanggung jawab penuh atas tim nasional Irak dari 1984 – awal 2000-an.

Editor:
Timnas Irak 

TRIBUNMANADO.CO.ID-Di Irak, sepakbola di bawah rezim Saddam Hussein adalah urusan hidup dan mati—dalam arti yang sebenarnya.

Uday Hussein, putra tertua Saddam, bertanggung jawab penuh atas tim nasional Irak dari 1984 – awal 2000-an.

Di bawah pengawasannya, tim nasional Irak memperoleh pengakuan internasional.

Sayangnya, di bawah orang yang sama, penyiksaan terhadap pemain sepakbola dan kebrutalan mencapai puncak kesedihan yang tak terperi.

Para pemain dipukuli dan dihadapkan pada hari-hari penyiksaan yang kejam.

Mereka juga hidup dalam ketakutan bahwa Uday akan menyuruh seluruh tim sepakbola Irak untuk dieksekusi jika mereka kalah.

Beberapa mantan pesepakbola Irak, belum lama ini, blak-blakan soal apa yang pernah mereka alami ketika memperkuat tim nasional Irak.

Kalah bertanding artinya penyiksaan

Mantan pesepakbola Irak, Shara Haydar, mengenang insiden setelah timnya kalah dalam sebuah pertandingan melawan Yordania di mana ia, dan dua temannya, diseret melewati sebuah trotoar jalan.

“(Orang-orangnya Uday) menanggalkan baju kami, mengikat kaki kami, lalu menarik lutut kami di sebuah bar. Kami lalu diseret melewati trotoar dan beton, kulit punggung kami terkelupas … menarik kami melewati pasir sehingga pasir-pasir itu menempel di punggung kami. Mereka lalu menyuruh kami melompat ke sebuah tong sampah, ingin agar luka kami terinfeksi,” kenang Haydar.

Penyiksaan tak berhenti di situ, Haydar dikurung di penjara dan dicambuk setiap hari. Uday ingin menyontohkan kepada para pemain sepakbola itu apa yang ia lakukan terhadap para tahanan politik.

Para pemain punya tiga “rumah”: rumah sendiri, lapangan, dan penjara Uday

Bagaimanapun juga, para pemain sudah terbiasa dengan praktik-praktik yang dilakukan Uday.

Saking terbiasanya, mereka pun berkelakar bahwa mereka punya tiga rumah: rumah asli, lapangan, dan penjara Uday.

Ahmed Radi, yang di kemudian hari menjadi pelatih Irak, menyatakan, menjadi aneh ketika dihormati di lapangan oleh para penonton tapi di sisi lain selalu berada di bawah ancama putra pertama Saddam itu.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved