Pilpres 2019
Mahfud MD Bilang Tetap Konsisten, Saya Tidak Ingin, Bukan Tidak Bersedia
Meski pemilihan presiden masih akan dijalankan pada tahun 2019 mendatang, namun suasana tarik ulur pasangan capres dan cawapres sudah terasa
TRIBUNMANADO.CO.ID. JAKARTA - Meski pemilihan presiden masih akan dijalankan pada tahun 2019 mendatang, namun suasana tarik ulur pasangan calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) sudah sangat terasa.
Hal ini juga lah yang dirasakan oleh Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi, Mahfud MD.
Dilansir dari akun Twitternya, Mahfud MD mengklarifikasi isu yang beredar.

"Pagi ini terasa segar mendengar kicau burung di rumah Yogya. Di medsos ramai cuat-cuit tentang kesediaan saya menjadi cawapres seperti banyak diberitakan kemarin sore.
Sebenarnya jawaban saya tentang pencawapresan sama dengan jawaban-jawaban sebelumnya tapi entah mengapa yang sekarang jadi viral.
Baca: Postingan Bu Dendy Ramai Lagi, Pajang Foto Bareng Istri Pertama, Komentar Netizen Jadi Begini!
Baca: Ini Pengisi Acara yang Akan Meriahkan SMS GMIM ke-79
Kemarin siang saya ada pertemuan BPIP dengan Pimpinan MPR. Di depan pintu dicegat dengan pertanyaan, apakah sy bersedia menjadi cawapres seperti yang muncul di dalam radar analisis dan survai-survai.
Jawaban saya konsisten yakni "Saya tidak ingin tetapi bukan tidak bersedia jadi cawapres"
Saya tidak pernah menawarkan diri untuk menjadi cawapres, misalnya, tidak memasang baliho, tidak meminta dimasukkan ke dalam survai, bahkan tidak melobi kepada parpol.
Itu artinya saya tidak ingin. Tetapi tidak ingin bukan berarti tidak mau. Kalau mengatakan tidak mau itu sombong.
Ketika ditanya pers, bagaimana sikap saya dengan masuknya nama saya ke bursa cawapres untuk mendampingi Pak Jokowi maka saya jawab, "Alhadulillah dan terimakasih, nama sy masuk. Berarti demokrasi makin maju sebab di luar opini dan survai mainstream masih bisa muncul nama lain.
Maksud saya kita perlu bersyukur.
Meski banyak dikritik demokrasi pasca reformasi sudah ada kemajuan yakni bisa memunculkan capres-cawapres dari bawah.
Sebelm reformasi tak mungkin ada calon muncul dari bawah dan tak ada angka-angka survai karena calon dan pemenangnya sudah direkayasa.