Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Cerita Penghuni Rudenim Manado yang Lari dari Kejaran ISIS dan Taliban

"Saya disini sudah 2 tahun 5 bulan. Jika bisa pindah ke tempat penampungan mungkin akan lebih baik,"

Penulis: | Editor: Aldi Ponge
TRIBUNMANADO/WARSTEF ABISADA
Imigran di Rumah Detensi Imigrasi Manado melakukan aksi demo pada Selasa (21/11/2017) 

TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADO - Indonesia diakui oleh para imigran yang melakukan aksi demonstrasi di Rumah Detensi Imigrasi Manado, Selasa (21/11/2017), merupakan Negara paling aman untuk berlindung dari ISIS dan Taliban.

"Kami lari kesini untuk mencari tempat yang lebih aman. Jika berdiam di negara kami, maka kami bisa tewas dihabisi oleh ISIS dan Taliban," ujar Mubarak Shah Rahimi saat demo di halaman Kantor Rumah Detensi Imigrasi.

Semua keluarganya sudah tewas dihabisi kelompok ISIS dan Taliban.

"Hanya saya sendiri saja yang selamat karena berhasil melarikan diri. Saya tak bisa tinggal negara saya lagi, karena sangat tidak aman. Saya saangat takut hidup disana," jelasnya.

Di Indonesia jika diberi keleluasaan untuk hidup bebas, Rahimi berkeinginan untuk membantu masyarakat dengan potensi yang dimilikinya.

"Kami semua termasuk saya sendiri, bukanlah kriminal, tapi kami adalah pengungsi. Jadi, jika kami diiizinkan hidup bebas, kami bisa mengajar Bahasa Inggris ke masyarakat tanpa dipungut biaya," ungkapnya.

Rohgya Nur Hasim, pengungsi asal Myanmar berharap bisa segera dipindah ke tempat penampungan agar bisa hidup lebih bebas.

"Saya disini sudah 2 tahun 5 bulan. Jika bisa pindah ke tempat penampungan mungkin akan lebih baik," katanya.

Hasim keluar dari Myanmar untuk mencari tempat aman. Sebab di negaranya ia tak bisa hidup dengan damai karena mengalami krisis kemanusiaan. 

Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved