Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

TPA di Bitung Sudah Bisa Hasilkan Gas Metan

empat pembuangan akhir (TPA) sampah kota Bitung yang terletak Kecamatan Aertembaga ternyata telah dikembangkan pemanfaatan gas metan

Editor: Andrew_Pattymahu
TRIBUNMANADO/FELIX TENDEKEN
Pipa tempat gas metan di salurkan ke rumah-rumah warga yang ada di sekitar TPA Sumompo. Penyaluran gas ini merupakan bantuan Dinas Kebersihan Kota Manado langsung kepada masyarakat. 

 Laporan Wartawan Tribun Manado Christian Wayongkere

TRIBUNMANADO.CO,ID,BITUNG - Tempat pembuangan akhir (TPA) sampah kota Bitung yang terletak Kecamatan Aertembaga ternyata telah dikembangkan pemanfaatan gas metan untuk para pekerja pemilah sampah di TPA.

"Jadi untuk gas metan yang diperoleh dari sampah di TPA digunakan sebagai bahan bakar para pekerja pemilah sampah untuk memasak dan lainnya," tutur Merianti Dumbela kepala Dinas Kebersihan Kota Bitung kepada Tribun Manado, Kamis (28/4) kemarin.

Pemanfaatan gas metan sendiri baru bersifat terbatas pada 16 rumah yang ditempati para pekerja pemilah sampah di TPA sampah Aertembaga. Menurut Dumbela gas metan penggunaan gas methane berfungsi untuk mengurangi dampak pencemaran lingkungan akibat penumpukan sampah.

"Selain itu fungsinya untuk menjaga kelestarian lingkungan TPA juga bisa diperuntukan sebagai kebutuhan gas untuk memasak bagi para pekerja pemilah sampah," urainya.

Pemanfaatan dan penggunaan gas methane di TPA sendiri sudah berlangsung lama. Namun pihak dinas kebersihan belum bisa memperluas pemanfaatannya di luar rumah para pekerja pemilah sampah.

"Kalau mau dipakai sampai keluar harus ada perhitungannya menggunakan alat khusus serta produksinya berapa.

Nah kami terkendala pada masih menggunakan sel aktif dan pembuangan sampah masih sedang saja karena sampah yang dibuang sering bergeser posisinya jauh berbeda dengan produksi gas methane di TPA yang sampahnya non aktif atau sudah dalam volume yang banyak sekali," kata dia.

Lanjutnya, mengapa sampah di TPA masih kurang menghasilkan gas methane karena kalau alat berat keruk sampah-sampahnya posisi alat yang dipasang untuk memproduksi gas methane ikut berubah.

"Penyalurannya masih teknologi sederhana, pancang pipa yang telah di beri lobang ditancapkan di tengah-tengah tumpukan sampah.

Lalu dikonekan lewat istalasi yang disedot oleh blower ke pipa penyaring kemudian keluar di fluring atau api kontrol kemudian dialirkan ke rumah, kalau sudah teknologi tinggi sudah ada alat tampang," pungkasnya.

Wakil Walikota Bitung Ir Maurits Mantiri yang melakukan kunjungan kerja di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah beberapa hari lalu mengatakan memantau TPA guna memastikan situasi kondisi serta aktifitas disana juga sehubungan dengan program Adipura 2016.

"Adapun fasilitas penunjang di TPA dalam kondisi rusak dimintakannya untuk segera diperbaiki agar tidak mempengaruhi jalannya aktivitas di TPA," kata Mantiri.

Wawali juga memantau sistim pengomposan sampah, menurutnya dinas kebersihan bekerjasama dengan Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian Perikanan Kehutanan dan Ketahanan Pangan untuk memanfaatkan hasil pengomposan.

'Supaya bisa meningkatkan kesuburan fiisik tanah yang bertujuan meningkatkan produksi tanaman," tambahnya. Mengenai pemanfaatan gas methane di TPA menurut Mantiri agar tidak hanya diperunutkan oleh para pemilah sampah di sekitar TPA yakni sebanyak 16 rumah saja, namun jika perlu disalurkan kepada masyarakat sekitar pula jika gas Methane mencukupi.

"Sebab gas Methane ini bisa dijadikan sebagai pengganti gas yang digunakan untuk memasak oleh masyarakat," harapnya.

Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved