Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Temukan di Perkebunan, Robert Jadikan Tarsius sebagai Peliharaan

Pulau Sulawesi khususnya Sulawesi Utara dikenal memiliki berbagai jenis hewan endemik satu di antaranya jenis Tarsius.

Penulis: Christian_Wayongkere | Editor:
TRIBUNMANADO/CHRISTIAN WAYONGKERE
Tarsius tarsier yang ditemukan di kaki gunung Duasaudara dibawa pulang dan dijadikan peliharaan 

Laporan wartawan Tribun Manado Christian Wayongkere

TRIBUNMANADO.CO.ID, BITUNG - Pulau Sulawesi khususnya Sulawesi Utara dikenal memiliki berbagai jenis hewan endemik satu di antaranya jenis Tarsius yang hidup di tengah hutan belantara.

Populasi Tarsius banyak dijumpai di kawasan hutan konserverasi cagar alam Tangkoko dan Taman Wisata Alam (TWA) Batuputih Bitung.

Pekan lalu,  warga Gang Puncak Indah Kelurahan Paceda Lingkungan III Kecamatan Madidir  menemukan primata kecil dari genus Tarsius ini di perkebunan kaki Gunung Duasaudara.

"Tarsius yang didapat pada Kamis (8/10) lalu, sudah yang ketiga kalinya dalam kurun waktu bertahun-tahun di lokasi yang sama perkebunan milik warga di bawah kaki gunung Duasudara yang jaraknya 3 sampai 5 kilometer dari pemukiman warga di lingkungan III RT X Kelurahan Paceda," tutur Robert Budiman (61).

Kata Robert,  yang ditemukannya kali ini adalah spesis Tarsius tarsier ini saat dirinya bersama seorang petani bernama Jansen sedang membersihkan perkebunan Pasong Sembel (sebutan untuk areal kebun milik keluarga Budiman Kapulika). 

"Jadi waktu itu dia (Jansen) yang terlebih dahulu menemukan seekor Tarsius kecil mungil di tengah-tengah di atas kebun yang telah dibersihkan, lalu memanggil saya untuk melihat hewan apa yang ditemukan karena Jansen tidak tau kalau hewan itu adalah Tarsius," terangnya.

Setelah itu kedua pria ini kemudian memasukannya ke dalam botol air mineral besar lalu dibawa ke rumah guna diselamatkan. Pihaknya berencana memelihara hewan yang didapat di perkebunan ini.

"Untuk Tarsius yang pertama ditemukan mata besar seperti Tarsius yang sering dijadikan ikon pemerintah Kota Bitung, kedua dan bulunya hitam. Selama dipelihara kami memberi makan serangga karena itu adalah makannya lain dari itu dia tidak mau makan," tukasnya.

Wesly Tamasiro pemerhati lingkungan Kota Bitung menilai temuan satwa endemik Tarsius oleh masyarakat harus diperhatian pihak yang berwenang agar meminta warga itu mengembalikan ke habitatnya.

"Karena kalau dia (Tarsius) hidup bukan pada habitatnya hidupnya tidak akan hidup," terangnya.

Sebagai pemerhati lingkungan dia melihat jika keberadaan Tarsius yang terancam berkurang populasinya ditambah dengan kondisi hutan Tangkoko tempat mereka tinggal dalam pemulihan dari kebakaran, membuat Tarsius mencari tempat aman jauh dari dari habitatnya.

"Nah kalau Tarsius keluar dari habitatnya dan ditemukan warga lalu dipelihara akan semakin murunkan populasi hidupnya," tukasnya.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved