Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Kehadiran Mufidah Jusuf Kalla Kejutkan Petugas Kebersihan Menteng

Beberapa orang ibu yang menggendong anak balita berusaha mendekat dan menerobos kerumunan.

Editor:
Adi Suhendi/Tribunnews.com
Mufidah Kalla menyusuri gang sempit di Tanjung Wangi RW 12, Penjaringan, Jakarta Utara, Sabtu (31/5/2014) 

TRIBUNMANADO.CO.ID, JAKARTA - Ratusan petugas kebersihan di Menteng yang baru saja rampung bertugas dikejutkan dengan kehadiran Mufidah Jusuf Kalla, istri calon wakil presiden Jusuf Kalla pada Sabtu petang (28/6/2014).

Dialog santai pun terjalin begitu saja antara ibu lima anak dengan para petugas kebersihan yang sebagian besar berasal dari Indramayu.

"Bagaimana kabarnya pak? Sehat?" sapa Mufidah yang berkerudung putih sambil bersalaman dengan warga yang tengah 'ngaso' di sekitar tempat pembuangan sampah sementara Menteng.

Beberapa orang ibu yang menggendong anak balita berusaha mendekat dan menerobos kerumunan.

Karena tak bisa mendekat, sebagian perempuan mengira yang datang adalah Joko Widodo calon presiden RI nomor urut 2. "Itu Pak Jokowi yang datang?"

Sapri satu di antara warga mengungkapkan harapannya bila Jokowi-JK terpilih sebagai pemimpin Indonesia pada 9 Juli mendatang.

Dia berharap Jokowi-JK memperhatikan kesejahteraan warga Indramayu. "Saya harap jalan-jalan diperbaiki supaya kerja kami terbantu," ungkapnya.

Muhammad warga lainnya mengatakan para petugas kebersihan mendukung Jokowi-JK yang dinilai telah terbukti bekerja. Dia pun mengingatkan pasangan itu untuk memenuhi visi misi yang dikampanyekan. "Jangan lupa mewujudkan apa saja yang disampaikan saat kampanye. Ini semua bukan untuk kami, tapi demi kepentingan anak cucu di masa depan," katanya.

Sebagian besar petugas kebersihan di Menteng berasal dari Indramayu. Daerah dengan kilang minyak terbesar di Asia tersebut selama ini tak bisa menjamin kehidupan mereka.

Kilang minyak Balongan hanya menyediakan lapangan kerja terbatas bagi warga Indramayu. "Itu pun hanya sebagai petugas keamanan," ungkap Kaliyah.

Warga miskin Indramayu merantau ke kota-kota besar sebagai sopir taksi maupun mengais rejeki dari sampah kota.

Anak-anak gadis dan perempuan Indramayu tak sedikit yang mengadu nasib sebagai buruh migran. Berbekal tekad dan ijasah yang umumnya hanya SMP, perempuan Indramayu bertaruh nasib di negara lain.

Tak jarang mereka pulang dalam keadaan kehamilan, cacat, sakit, bahkan meninggal dunia

Mufidah amat terkesan dengan etos kerja para petugas kebersihan yang kreatif memanfaatkan sampah sebagai mata pencaharian. Kegigihan para petugas kebersihan telah dirasakan manfaatnya oleh masyarakat kota.

"Kami sangat menghargai semangat mereka untuk bekerja keras secara halal. Mereka mau memungut dan memilah sampah sehingga menjadi sumber penghasilan yang bisa untuk menghidupi keluarga," kata Mufidah.

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved