Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Kain Batik Minahasa Hadir di Manado

Niatnya mengangkat kembali adat budaya Minahasa lewat karya batik bercorak khas peninggalan nenek moyang.

Editor: Fransiska_Noel
zoom-inlihat foto Kain Batik Minahasa Hadir di Manado
NET
Ilustrasi Batik Minahasa.

TRIBUNMANADO.CO.ID - Belajar hingga  Solo, Jawa Tengah. Niatnya mengangkat kembali adat budaya Minahasa lewat karya batik  bercorak khas peninggalan nenek moyang.

Itulah yang dilakukan Veldy Umbas dan Sandra Rondonuwu, pasangan suami- isteri yang merupakan owner  'Wale Batik Minahasa' yang berlokasi di Malalayang, Kota Manado, Sulawesi Utara.

"Saya sudah lama ingin berkarya bagi daerah ini. Saya senang hal-hal yang berkaitan adat dan budaya makanya dalam membuat rumah batik ini saya belajar banyak hal, bukan hanya asal produksi tetapi belajar sejarah, antropologi hingga mengumpulkan dokumen yang berkaitan dengan motif-motif, tulisan-tulisan kuno untuk menjadi khas tulisan atau motif di kain batik yang kami produksi sendiri," ungkap pria berkacamata ini kepada Tribun Manado, Kamis (1/5/2014).

Veldy menunjukan banyak koleksi kain batik Minahasa yang dipajang di sebuah rumah kayu yang tertata rapi. Sambil memegang buku berjudul Laporan Penelitian Arkeologi, nomor 17 tahun 2006, issn: 1963-6663', ia menjelaskan motif-motif batik Minahasa yang kini menjadi dasar pembuatan batik Minahasa. Dikatakannya sedikitnya ada empat unsur dalam sumber batik Minahasa yaitu rerouan (flora), resouan (fauna), figuratif (tetouan) dan geometris (pakarisan).

Dalam penelitian jurnal Arkeologi Manado, orang Minahasa kuno sudah mengenal seni ragam hias  400 tahun sebelum Masehi (SM). Pembuatan batik Minahasa berangkat dari filosofi yang ada di waruga yaitu kubur nenek moyang suku Minahasa. "Kalau dalam sejarah waruga itu sebenarnya merupakan daftar riwayat hidup dari seorang yang meninggal," kata Veldy.

Jika memperhatikan waruga ada motif gambar yang sama yang biasanya terdapat di bagian bawah. Itu mengambarkan kehidupan itu ada naik ada turun. "Jadi tidak selamanya orang di atas (sukses dan bahagia) dan tak selamanya orang itu jatuh (miskin dan sedih)," ujarnya sembari menunjuk sebuah gambar waruga dalam kertas berbentuk baliho di salah satu bagian dinding rumah panggung itu.

Pada gambar waruga yang ditunjukkan Veldy terdapat gambar waruga kuno yang menurut Veldy merupakan gambaran kehidupan seorang Tonaas Minahasa. Ada banyak tulisan (motif) di waruga itu yang menjadi dasar gambar-gambar atau corak di kain Batik Minahasa yang diproduksinya. Gambaran yang menceritakan tentang Tonaas yang gagah perkasa pada masa hidupnya bisa menguasi ilmu yang baik dan jahat. Itulah makna dari gambar sosok orang yang di kanan kirinya terdapat gambar yang lain. Selanjutnya ada motif masuian, tarawesan paredei, ma'tondongan, ma'sungkulan masing-masing dengan gambar khasnya yang unik.

Gambar satu waruga itu seperti menceritakan perjalanan kehidupan yang naik turun lalu motif semacam gambar bunga teratai yang menurut Veldy merupakan motif dari negeri China. Di bawah gambar motif teratai itu terdapat gambar dua sosok manusia seperti anak kecil, satu di sisi kiri dan satu di sisi kanan, yang menurut Veldy menceritakan Tonaas memiliki keturunan. Motif teratai itu seperti mengambarkan kisah cinta Tonaas itu dan selanjutnya memiliki keturunan.

Gambar paling bawah dalam waruga itu adalah motif 'masuian' yang merupakan simbol seperti kuncup mawar yang berbaris rapi, tapi dalam posisi satu mengadap ke atas dan lainnya ke bawah secara selang seling. "Jadi jelas bahwa filosofi hidup adalah harus bisa mensyukuri kehidupan. Bersyukur dalam segala hal, dalam suka maupun duka supaya bisa menjalani kehidupan yang lebih baik," ujar Veldy.

Dikatakannya batik saat ini, sudah menjadi trend internasional. Jika tidak dikembangkan maka batik bisa 'diambil negara lain'. Tentu saja motif batik Minahasa bukan hanya berdasarkan gambar waruga, ada banyak motif lain seperti burung manguni secara utuh, kepala burung manguni, gambar sejenis binatang purba, motif bunga dan lainnya. "Selama ini batik sepertinya hanya menjadi milik Pulau Jawa. Padahal batik juga bisa menjadi milik Minahasa. Apalagi faktanya sekarang ini sudah ada batik Malaysia, Batik New York, artinya motif khas dengan cara pembuatan batik yang memang bisa dikembangkan sesuai sejarah yang ada," jelasnya di sela acara launching Batik Minahasa ini.

Oleh-oleh

Veldy menuturkan saat ini pabrik tekstil di Amerika Serikat sedang melirik kain batik. Begitu juga merek-merek baju ternama di Paris termasuk Gucci yang sudah memproduksi pakaian dengan motif batik. "Salah satu target kita adalah kain batik ini bisa menjadi oleh-oleh buat wisatawan yang berkunjung ke Manado. Menurut saya semakin banyak orang yang memiliki kain batik Minahasa maka semakin terkenal dan semakin familiar cerita sejarah dan budaya suku Minahasa," katanya.

Lantas bagaimana bersaing dengan batik bantenan dan batik pinabetangan yang sudah hadir lebih dulu? "Bantenan itu tenun. Dan harganya terlalu 'expensive' (mahal). Padahal untuk bisa mengembangkan batik berarti harus bisa dijangkau semua masyarakat. Target kami adalah membantu semua masyarakat Minahasa agar bisa memiliki minimal satu orang satu baju dari bahan batik khas Minahasa. Tujuannya untuk mempertahankan budaya Minahasa," ucapnya. Veldy mengaku belum memberikan harga khusus kepada kain Batik Minasaha yang sudah diproduksinya. Harga bervarasi tergantung variasi sampai tingkat kesulitan. Saat ini, yang ada mulai harga Rp 100 ribu per meter hingga Rp 2 juta per meter.

Adapun, di belakang rumah kayu ini terdapat banyak kain yang belum diwarnai tapi sudah terdapat gambar-gambar. Rupanya belakang rumah ini adalah pabrik atau lokasi produksi batik secara manual. Bahkan, siapa saja yang ingin belajar membuat batik terutama anak-anak, diperkenankan ikut mengambar motif batik di pabrik ini. "Ada kain batik Minahasa yang saya buat di Solo dan itu adalah batik print harganya lebih murah. Sedangkan yang diproduksi di sini (di Manado) harganya lebih mahal karena di cetak dan di gambar manual. Kemudian harga jual memang sesuai jenis dasar kain dan tingkat kesulitan," tutur Veldy.

Sandra Rondonuwu menambahkan tidak sulit membuat kain batik yang bercorak indah. Hanya butuh kesabaran dan keuletan. "Jika niat baik kan Tuhan pasti buka jalan," ucap isteri Veldy Umboh yang murah senyum ini.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved