Demam Berdarah Dengue
Kasus DBD Boltim Urutan Tujuh Tertinggi se-Sulut
Kasus Demam Berdara Dengue (DBD) di Kabupatan Bolaang Mongondow Timur (Boltim) mengalami peningkatan sangat tajam
Penulis: Aldi Ponge | Editor:
TRIBUNMANADO.CO.ID, BOLTIM-Kasus Demam Berdara Dengue (DBD) di Kabupatan Bolaang Mongondow Timur (Boltim) mengalami peningkatan sangat tajam bahkan menduduki peringkat ke-7 se-Sulawesi Utara (Sulut).
Kepala Dinas Kesehatan Boltim Dokter Jusnan Mokoginta melalui Kepala seksi promosi kesehatan Tendy Ponubu mengungkapkan bahwa melihat data yang ada untuk provinsi Sulut terdapat peningkatan. Dimana 2011 ada 364 Kasus dan 2012 ada 1.154 Kasus. Penyumbang peningkatan kasus di Sulut diantaranya adalah Kabupaten Boltim dengan 27 kasus.
"Kasus DBD mengalami peningkatan memotivasi dan meyakinkan kami untuk bekerja keras di 2013 sesuai dengan tekad Bapak Bupati (Sehan Landjar) bahwa tahun ini adalah tahun kerja," tukas Tendy, Rabu (16/1)
Kata Tendy, untuk menanggulangi dan mencega peningkatan kasu DBD di Boltim maka diperlukan kerjasama masyarakat dan pemerintah dalam hal ini lintas sektor untuk mencapai peringkat terakhir minim kasus DBD se Sulut. "Tahun lalu Boltim mencapai peringkat ketujuh tertinggi sesulut," ungkap Tendy.
Dijelaskannya, peningkatan terlihat saat 2011 hanya terdapat 12 Kasus namun 2012 naik lebih dari 100 persen dengan total 27 Kasus. Sedangkan diawal 2013 ini sudah adan 3 kasus yakni 2 Kasus di Kecamatan Modayag dan 1 Kasus di Kecamatan Kotabunan."Karena itu kami langsung action di awal tahun ini dengan melaksanakan tatalaksana kasus di lapangan setelah dilaksanakan Penyelidikan Epidemiologi (PE)," jelas Tendy.
Selain itu, dilaksanakan terus dilakukan fogging atau pengasapan yang disusul dengan turunnya Tim Medical Mobile Center (MMC) ke lapangan atau lokasi fokus. Tujuannya, untuk mendeteksi adanya kasus tambahan dengan melihat gejala yang ada. "Penyuluhan Kesehatan dan kita melaksanakan praktek langsung untuk Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dan Praktek Pengaplikasian secara langsung 3 M Plus," jelasnya.
Hal ini dilakukan bersama dengan Pemerintah Kecamatan, Pemerintah Desa dan Masyarakat yang melibatkan petugas sanitasi desa serta petugas Juru pemantau jentik (Jumantik). "Ini gebrakan yang ditempuh untuk memaksimalkan masyarakat agar menerapkan praktek ini secara berkesinambungan agar mulai dari kebersihan diri, rumah dan lingkungan menjadi aman dan nyaman sebagai tempat tinggal dan hunian yang membawa berkah dan nikmat hidup sehat," tutupnya.