Jelang Ramadhan
Doa Mintahang-Haruah Sambut Ramadhan
Aneka kegiatan dilakukan oleh warga Bolmong untuk menyambut Bulan Ramadhan
Penulis: | Editor:
Aneka kegiatan dilakukan oleh warga Bolmong untuk menyambut Bulan Ramadhan. Mulai dari bersih-bersih rumah, mandi sampai mengadakan Doa Mintahang-Harua. Beberapa tradisi dalam kegiatan agama turun-temurun tersebut mulai memudar.
EKA Korompot, warga Kelurahan Upai, sempat menerima 15 undangan dalam satu hari untuk mengikuti Doa Mintahang-Harua yang diadakan tetangga-tetangganya. Alhasil, beberapa di antara undangan tidak dapat dia penuhi.
"Baca doa ini biasanya ada yang melaksanakannya pada pagi hari sekitar pukul 6.00 atau 7.00 wita. Kemudian selepas Dzuhur, Ashar atau Isya. Paling banyak biasanya diadakan pada hari Jumat," ujar Eka saat bersua Tribun Manado, Minggu (15/7/2012).
Doa Mintahang-Harua biasanya diadakan menjelang Bulan Ramdhan tiba atau selama Bulan Sya'ban. Linda Bangki, warga Kelurahan Motoboi Kecil, mengatakan, doa tersebut intinya meminta keselamatan bagi keluarga dan dikuatkan dalam menjalankan puasa. Selain itu juga mendoakan kepada keluarga yang sudah meninggal.
"Setiap satu rumah biasanya mengadakan Doa Mintahang-Harua ini. Biasanya yang diundang adalah keluarga terdekat dan tetangga-tetangga. Setelah itu bisasanya dilanjutkan dengan ziarah ke makam," ujar Linda.
Ada yang khas dalam kegiatan Doa Mintahang-Harua ini. Pelaksana Tugas (Plt) Ketua Aliansi Masyarakat Adat Bolaang Mongondow (Amabom) Jemmy Lantong mengatakan ada beberapa makanan khas daerah Bolmong muncul dalam kegiatan ini. Makanan yang dulunya menjadi favorit, namun sekarang sudh tergeser oleh jenis makanan lain.
"Biasanya ada sesajian khusus dalam Mintahang seperti dinahaga, kalupa, alingkoge, binarundak dan telur rebus. Makanan tersebut sudah tersaji sebelum pembacaan doa. Makanan-makanan tersebut dihidangkan di atas alas kain putih," ujar Jemmy saat ditemui di rumahnya.
Hampir semua jenis makanan tersebut bahan dasarnya adalah beras ketan. Dinahaga adalah nasi dari beras ketan dengan campuran kunyit sehingga warnya kuning. Sementara kalupa, nasi ketan dibungkus daun nasi. Kemudian binarundak adalah nasi yang ditanak dalam bambu dan dibakae. Satu lagi makanan dari bahan ketan adalah alingkoge atau wajik.
Sajian makanan ini, menurut Jemmy, kemungkinan tidak lepas dari kebudayaan warga Bolmong sebelum masuk Agama Islam ke wilayah tersebut. "Dalam penyebaran Islam, tidak serta merta menghilangkan adat kebiasaan," kata dia.
Selain Doa Mintahang-Harua masih banyak kegiatan yang dilakukan oleh warga Bolmong menghadapi Bulan Ramdhan. Kebiasaan lainya adalah bersih-bersih. Satu bulan menjelang Ramadhan, warga sudah mulai membersihkan rumah, lingkunganya dan juga mandi besar. Bahkan, orangtua juga biasnya memeriksa kebersihan anak-anaknya.
"Lihat kuku-kuku anaknya, sudah dipotong atau belum. Namun kebiasaan-kebiasaan ini sudah mulai tidak nampak saat ini, apalagi di daerah Kotamobagu. Padahal sebelum ada Adipura, orangtua sudah mengingatkan untuk menjaga kebersihan," tambah dia.